Suatau hari ada seorang pria yang buta hurus datang bertanya kepada Nasruddin, karena Nasruddin ini memang dikenal sebagai seorang yang cerdas dan bijaksana. maka pria buta tersebut datang menemui Nasruddin dengan surat yang ada di tangannya.
"Nasruddin, tolong bacakan surat ini untukku", pinta pria tersebut.Â
Nasruddin menerima surat tersebut dan kemudian melihat isi suratnya, tetapi Dia tidak melihat satu kata pun dalam surat tersebut, kemudian mengembalikan surat tersebut dan berkata kepada pria buat huruf itu.
"Saya minta maaf, tetapi saya tidak bisa membaca isi surat ini"
Sambil menerima surat nya kembali pria itu menangisdan berkata,
"Malu, Nasruddin! Anda harusnya malu dengan sorban yang Anda pakai." (Memakai Sorban adalah tanda orang yang berpendidikan pada masa itu).
Bukannya marah, NAsruddin malah melepaskan sorban yang Ia pakai dan kemudian meletakkan sorban tersebut dikepala pria buta huruf, dan berkata.
"Sekarang Anda telah memakai sorban, jika itu memberika pengetahuan dan kebijaksanaan, silahkan baca sendiri surat tersebut."
Memahami maksud dari kisah diatas
Seorang sufi yang baik adalah mereka yang bisa merangkul semua orang, semua kalangan baik itu kaum bangsawan ataupun kaum gelandangan dan salah satu cara terbaik adalah dengan humor atau tingkah konyol darinya. tetapi akan selalu terselip makna yang mendalam diantara kelucuan yang ditampilkannya. begitu juga humor sufi diatas, jika kita awas dan teliti dalam memaknai kisah diatas maka kita akan mengetahui bahwa ada pelajaran yang tersirat pada cerita tersebut.
Salah satunya adalah arti pengetahuan, orang dulu memakai sorban sebagai identitas bahwa dia adalah seorang yang berpendidikan, dan biasanya orang tersebut akan merasa lebih pintar dari orang lain. akan merasa bisa dan merasa tinggi derajatnya dibandingkan orang biasa, dan orang tersebut tidak akan mudah untuk mengakui kesalahan. tapi tidak dengan Nasruddin.
Ketika orang yang buta huruf mengatakan Dia harusnya malu dengan sorbannya, secara langsung Nasruddin menanggalkan sorban yang dia pakai dan meletakkan dikepala orang tersebut, ini artinya bahwa pengetahuan seseorang tidak bisa diukur hanya karena apa yang dia pakai, bisa saja pakaian digunakan untuk menipu orang lain.
Jika kita jeli, peristiwa tersebut sebenarnya telah terjadi saat ini, banyak yang hanya memakai pakaian kebesaran  tanpa mempunyai pengetahuan yang sebenarnya. hanya ingin dipuji dan dianggap lebih daripada orang lain. hanya tapilan luar yang diutamakan tanpa mau memperbaiki pengetahuan yang sebenarnya. salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H