Pertemuan ini terjadi ketika aku mau pulang umroh tahun 2012. Sore itu aku bersama rombongan umroh dari Malang menunggu pesawat di bandara kota Jeddah.Kami duduk-duduk di lantai akibat sedikitnya kursi yang disediakan. Disampingku duduk seorang wanita yang sempat ku kira jamaah umroh dari Iran. Tiba-tiba ia menegurku
Wanita: Darimana asalmu?
Aku: Indonesia
Wanita: Indonesia? Itu negara yang dekat Malaysia kan?
Aku: (Dalam hati sedih juga) iya
Wanita: Ini pertama kali ke tanah suci?
Aku: Iya (Sedikit malas menjawab)
Wanita: Oh Ahlan wa Sahlan (dia memberi ucapan dalam bahasa arab)
Aku: Syukron (karena tidak tahu jawabannya, ku jawab sekenanya)
Wanita: Aku dari Libya, kamu tahu Libya?
Aku: Emm (sedikit lemot maklum kecapekan)
Wanita: Moammar Qaddafi tahu?
Aku: (Aku langsung nyambung dan kuteriakkan satu nama lagi) Omar Mochtar!
Wanita: Ya benar. Banyakkah muslim di Indonesia?
Aku: Banyak, Islam agama terbesar di Indonesia.
Wanita : Kita bisa ucapkan Alhamdulillah kalau begitu
Aku: (eh.. iya) Alhamdulillah
Wanita: Arab bukan bahasa nasional kalian kan?
Aku: Bukan, kami pakai bahasa sendiri. Bahasa Indonesia
Wanita: Lalu bagaimana kamu bisa memahami Al Qur’an?
Aku: (Oh Jlebbb) ehh… iya aku bisa satu-dua kata sih (ngeles hehe)
Wanita: Maksudku di negara kami. Kami belajar agama di masjid-masjid dengan seorang imam/syaikh lalu bagaimana di Indonesia?
Aku: Kami belajar agama di rumah para ustadz, masjid atau sekolah khusus.
Wanita: Oh begitu
Aku: Aku harap aku bisa mengunjungi negaramu suatu saat nanti (basa basi)
Wanita: Ya bagus! Negara kami sangat indah, dekat laut mediterania. Makanan semua bagus
Aku: (Lebih indah negaraku, negaranya kan abis perang)
Wanita:
Sayang keindahan negara kami hanya dinikmati orang tertentu seperti Moammar Qaddafi. Namun sekarang dia diturunkan rakyatnya. Kami bebas! Aku seorang guru. Kini aku bebas mengajar bahasa inggris sesukaku. Kita bisa ucapkan alhamdulillah untuk ini…
Aku: Alhamdulillah
Hingga percakapan kami harus terpisahkan oleh waktu keberangkatan pesawat kami. Jujur aku tidak percaya dalam waktu dekat Libya akan lebih baik daripada masa Moammar Qaddafi dahulu :P
*Percakapan kami lakukan dalam bahasa inggris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H