Mohon tunggu...
Ranggamos
Ranggamos Mohon Tunggu... Lainnya - ****

believe me, sometimes reality is stranger—and much more frightening—than fiction

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Ruas Bambu

11 Juli 2019   17:26 Diperbarui: 2 November 2022   03:09 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dalam ruas bambu lelap engkau lekat. menarik panjang napas sekilat
ilalang aku baring tersungkur, memandang sambil aku tafakur
perjalanan panjang sudah lewat. kupikir bertandang menghampiri kita sang kiamat
sepanjang tepi jalan tiada ujung cinta kita ukur. Saling dekap kita tertidur

dalam ruas bambu, pernahkah engkau bertanya anak kita tersimpan disana
juga perhitungkan sisa uang dalam saku untuk perjalanan berikutnya
sampai dimana kita? sampai kini, nanti dan seterusnya?
sisa dan dera pertarungan kita, dalam bentuk cahaya mempesona

seribu layang-layang diterbangkan menuju angkasa
pada lapang hijau kita amati sembari mengunyah pepaya
rinduku tidak mengungkap tabir ambisi cinta pada dirimu, ucapmu merana
meski perjumpaan kita bersembunyi dengan mata buta

tetaplah begini, tidak termakan usia...


sampai hari ini, karena keadaan dan berbagai faktor,
sesuatu yang ideal tidak lagi bikin tawa
malah derai, kita kecup berdua dengan bibir biru
seperti melepaskan dua burung merpati, bisikmu
atau membakar surat-surat cinta yang dahulu kusyairkan untukmu
saat itu, aku bertanya bagaimana bisa napas kita meniup roman menjadikan abu
meretak prasangka dan mengubur janji
benar, kita buat dongeng cinta yang kini merubah diri jadi pesakitan
dan teramat...

Bulak-Pabuaran, Cibinong. April 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun