Mohon tunggu...
Suerwan
Suerwan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 20 Surakarta

Saya adalah seorang yang periang dan mudah bergaul.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetesan Keringat Tak Bersuara

20 Januari 2023   00:11 Diperbarui: 20 Januari 2023   00:22 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surakarta, 21 September 2020

Puisi ini saya dedikasikan untuk almarhum Bapak Saya di Surga, Insyallah ......Amin.
Puisi yang saya ciptakan ini pernah menjadi juara satu dalam Festival Literasi di Kota Surakarta Tahun 2018, kemudia saya rewrite atau tulis kembali pada tahun 2020 ketika rinduku kepada Ayah di kala sunyi. Let's enjoy!

Rinduku adalah Ayah

Baca juga: Pantang Menyerah

Tergolek aku di kesunyian malam

Memandang kosong dalam hampa

Teringat pahlawan sepanjang masa

Bersama angin kusebut namanya ayah

Gerimis malam pun datang menghampiri

Sebagai tanda isi hati sanubari

Lirih hati bernyanyi rindu dalam sepi

Ingin ku menghampiri walau mimpi

Tetesan air mata itu telah turun

Menerka relung terbawa rindu

Terbanyang wajahnya nan sejuk

Mengelus lembut dalam peluk

Kini hanya latunan do'a ku sematkan

Teriring lirih penuh harapan mulia

Ayah.....semoga engkau bahagia

Bersamanya di sisi maha Esa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun