Mohon tunggu...
Suer@nywhere
Suer@nywhere Mohon Tunggu... Konsultan - Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengakuan Tuan Tanah

29 Agustus 2016   10:57 Diperbarui: 30 Agustus 2016   16:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai sudah… 

Kini ingin kucari KEBENARAN, bukan pembenaran lagi. Tapi kutak lagi berkuasa, karena kuasa itu bukan milikku lagi. Ototku mengendur, otakku mengkerut. Kutertunduk menyesal meyakinkan hati, berharap masih ada juniorku yang jadi tuan tanah berhati mulia, berotak brilian dan para mitra pencari pahala yang dulu kuanggap penggarap.

Dengan sisa-sisa tenaga, sendiri melenggang menuju liang lahatku, dengan senandung lesu: 

Hamba yang berdosa, datang bersimpuh menyembahMu...Mengaku, menyeru, memohon ampunanMu....

* Simaksi: Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun