Mohon tunggu...
Suer@nywhere
Suer@nywhere Mohon Tunggu... Konsultan - Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Visum et Conservatum

16 Maret 2016   16:34 Diperbarui: 16 Maret 2016   17:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuingg….henpon saya berdenting. Sore menjelang maghrib, saya menerima pesan singkat, setengah perintah dengan tanda tanya tiga kali.

“Mas, besok bisa pergi ke Lampung kan???”

 Eh buset…Apaan nih, pikir saya. Itu pesan dari Rano, salah satu Kepala Subdit di Kementerian Kehutanan.

Lebih dari satu dasawarsa saya mengenal bapak satu ini, sejak sama-sama bekerja di LSM konservasi internasional. Bahkan dalam lima tahun terakhir, kerjasama kami lebih intensif. Kasus-kasus perambahan di kawasan konservasi menjadi trending topic di dunia kehutanan Indonesia.

 “Tombol darurat” telah dipencet nih, batin saya. Tuingg…SMS lagi. “tiketnya sudah disiapkan mas….pantau operasi di TNBBS.”. Jiaah…Gimana mau nolak coba?

Tanggal 4 Oktober 2011, berangkatlah saya ke Lampung bersama tiga pegawai kehutanan. Pak Toto mewakili Direktorat Kawasan Konservasi, Bu Titi mewakili Direktorat Perlindungan dan Pengamanan Hutan, dan Tata mewakili Biro Hukum. Mereka semua mewakili Direktorat Jendral PHKA yang membawahi semua kawasan konservasi di Indonesia. Cuma saya satu-satunya makhluk non pegawai kehutanan yang kebetulan menjadi anggota Tim Penanggulangan Perambahan Kehutanan. Ngeri…

Catatan pertama, saat ini semua nama-nama lembaga yang disebutkan di atas sudah berubah. Catatan kedua, inilah pertama kalinya saya melakukan perjalanan dengan para tokoh yang baru saya kenal ini. Catatan ketiga, semua nama dalam tulisan ini bukan nama sebenarnya, kalaupun ada kesamaan, semata-mata hanya kebetulan belaka. Nama aslinya tetap menjadi rahasia Negara. Ngeri kan….?

Baru jam 8 pagi, Bandara Radin Inten II sudah ramai dengan manusia-manusia berkoper yang hilir mudik. Tiga kelompok manusia berkoper di bandara, yaitu awak kabin, penumpang, dan…porter. Ada yang pergi, ada yang pulang.

Pikiran saya kembali ke misi pemantauan ini. Ibarat skripsi, saya berangkat ke lokasi tujuan tanpa bab pendahuluan, tanpa metodologi, tanpa pengarahan. Langsung ke bab Hasil dan Diskusi. Ini pertama kali saya memantau operasi penertiban perambah yang melibatkan Polisi Kehutanan (Polhut), Polisi, dan TNI.

Sambil menunggu jemputan, kita sarapan di salah satu warung kopi di dekat pintu keluar bandara. Hanya ada enam meja dan semuanya penuh terisi. Saya berharap ada briefing dari pak Toto, yang pasti menjadi ketua tim. Beliaulah yang paling senior, paling tinggi pangkat, jabatan, dan golongan kerjanya dari tim kecil ini.

Setelah lima menit berbasa basi, mulailah keluar kalimat penting yang membuat saya duduk tegak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun