Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bong Diobong Bendera Gosong

26 Oktober 2018   15:41 Diperbarui: 26 Oktober 2018   15:56 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ; dokumen pribadi


Agama telah menjadi pengikat bangsa kita. Mulai dari Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Pengikatnya adalah sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita hidup berbeda agama tapi saling berdampingan di negara ini, Indonesia.

sumber ; dokumen pribadi
sumber ; dokumen pribadi
Akan tetapi, teman kita yang beragama Islam sedang mendapatkan masalah. Tanggal 22 Oktober 2018 terjadi pembakaran bendera berhuruf arab oleh oknum Banser. Pembakaran ini menimbulkan reaksi yang hebat dari umat muslim di Indonesia. Teman saya yang muslim berkata bahwa apa yang mereka lakukan menghina agama Islam, karena tulisan arab yang ada di bendera tersebut adalah tauhid, identitas dari umat Islam.

sumber : dokumen pribadi
sumber : dokumen pribadi
Lalu saya berpikir, wajar saja mereka marah. Saya membayangkan, apabila salib saya dibalik, saya pun marah. Gereja dibakar, saya pun marah. Bong pay kami jadi tempat mesum, saya pun marah. Belum lagi, umat dari agama lain seperti Khatolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Ada yang merusak dan melecehkan identitas agama, mereka pun akan marah. Sehingga saya pun mengerti maksud dari amarah orang-orang muslim.

dokpri
dokpri

Agama saya selalu mengajarkan cinta, kasih, dan kedamaian. Oknum yang membakar bendera umat Islam harus ditangkap dan mendapatkan hukuman yang sepadan. Akan tetapi, sebelum ketok palu hakim terlaksana, ada baiknya oknum yang membakar bendera tauhid  meminta maaf kepada seluruh umat Islam. Setidaknya dengan meminta maaf, teman-teman kita yang muslim bisa sedikit lebih tenang. Sehingga kedamaian dan cinta kasih dapat terus terpelihara di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun