Siapa yang ingin mengulang tragedi KM Zahro, kejadiaan naas awal tahun 2017 tersebut cukup membuat luka mendalam bagi transportasi kapal di Jakarta. Quality Control yang buruk atas kapal-kapal tersebut menghasilkan kejadian yang tidak diinginkan. Dengan menggunakan istilah “Ojek Kapal”, bisnis transportasi kapal di utara Jakarta ini masih didominasi oleh umum non pemerintah yang menyebabkan kapal-kapal tidak dirawat sesuai prosedur.
Umum bukan sembarang umum, adanya oknum-oknum pejabat dan juga pensiunan yang bermain dalam ojek kapal, inilah salah satu faktor utamanya. Para oknum ini mengusasi juga menguasai rute kapal sehingga ketika ada orang yang ingin membeli kapal baru akan terhambat sehingga kapal-kapal jelek dan tua terus saja digunakan.
Permainan monopoli rute tak hanya terjadi di laut tetapi juga di daratan, bahkan untuk satu rute bis metro mini yang sangat jelek bisa seharga 200 juta. Monopoli dari mafia rute tersebut yang membuat terhambatnya perkembangan transportasi di Jakarta.
Dengan memberikan pilihan baru, Ahok dan Pemprov berharap bisa memutuskan permainan mafia tersebut dengan menawarkan pilihan yang lebih baik dari segi harga dan kelayakan berkendara. Jadi selama ini jelaslah sudah siapa yang menyebabkan kenapa bis kopaja atau metromini tempat beberapa orang bergantung sangat tidak nyaman dan tidak layak dengan harga yang jauh di atas transjakarta.
Ayo bersama-sama kawal pembangunan transportasi di Jakarta!
Sumber:
Polemik Kapal Ojek di Pelabuhan Muara Angke
Ahok: Oknum Pejabat dan Pensiunan 'Main' Kapal Angkutan Jakarta
Salam Kompasiana
Sekuh
Jakarta, 12 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H