Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Djarot: Perang Semesta Melawan Korupsi

9 Desember 2016   13:17 Diperbarui: 9 Desember 2016   13:56 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kemendagri.com

Di hari anti korupsi,  Djarot Saiful Hidayat secara lantang dan jernih menyuarakan perlawanan korupsi.  Bagi calon wakil gubernur petahana di Pilkada DKI Jakarta itu, cara paling mungkin untuk melawan korupsi adalah adanya transparansi anggaran dan alur birokrasi. Transparansi akan menciptakan iklim pengawasan, sehingga tidak ada yang berani melakukan tindak penyelewengan. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan audit yang jelas dan terperinci agar masyarakat dapat secara terbuka mengakses kemana saja anggaran dialokasikan. Pemerintah yang bersih bertumpu pada system yang transparan dan terang benderang.

Bagi Djarot, untuk mendapat birokrat berkualitas, harus dimulai dari rekrutmen. Penyeleksian yang ketat bagi calon birokrat ini dia lakukan ketika masih menjabat sebagai walikota Blitar. Terbukti indeks kecakapan pegawai daerah meningkat selama dia menjabat. Kebaikan ini akan dia lanjutkan pada Jakarta nantinya. Jakarta sebagai ibukota negara harus menjadi percontohan bagi kenerja pemerintah yang bersih. Pemerintah harus jadi garda terdepan untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi, jika pemimpinnya jujur dan bersih, maka tidak ada alasan untuk melakukan tindak korupsi di jajaran staf pegawai daerah. 

Pada sisi lain, korupsi juga erat kaitannya dengan problem kesejahteraan, oleh karena itu pemerintah akan memberikan perhatian pada kesejahteraan para pegawai daerah. Jika kesejahteraan para pegawai daerah terjamin dan gaji yang cukup, maka penarikan pungli yang dilakukan pegawai daerah bisa dihilangkan. Apabila kesejahteraan sudah terjamin, tapi masih tetap melakukan pungli, berarti pegawai itu memang tamak. Jalan satu-satunya memberantasnya adalah pegawai itu diberhentikan. Bagaimana mungkin menciptakan sistem bersih, jika ada jajaran pegawai yang tamak. Harus ada reformasi di jajaran pegawai, setiap pegawai itu harus kreatif, inovatif, jujur dan bersih.

Dalam sistem pemerintahan, ada penyakit kronik yang memiliki bahaya laten jika tidak segera ditanggulangi dan diberantas keberadaannya. Penyakit itu bernama korupsi. Setiap pemerintah secara lantang bersuara, mengucapkan perlawan terhadap korupsi. Perlawanan melawan korupsi adalah perang semesta. Setiap jajaran dalam pemerintahan DKI Jakarta harus bergerak seiring dan sejalan dan mengucapkan satu suara yang sama, Jakarta anti-korupsi! Masyarakat pun harus memberi dukungan, dengan cara jangan pernah sekali-kali mencoba menyuap pegawai pemerintah.  Mari bersama-sama memerangi korupsi. Jakarta harus bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun