Beberapa waktu belakangan ini stabilitas politik Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan hingga merembet kepada masalah-masalah lainnya. Isu makar oleh yang digagas sekelompok orang, aksi bela Islam bernafaskan politik, pemboman Gereja, hingga tuntutan pembebasan provinsi tertentu mewarnai Indonesia di akhir tahun 2016 ini.
Hal-hal tersebut jelas mengancam kedaulatan negara sehingga kemudian digagaslah sebuah parade kebudayaan yang akan mengingatkan kita kepada nilai-nilai  persatuan sesuai dengan kebhinekaan.Parade Kebudayaan dengan tema ‘Kita Indonesia’ tadi pagi resmi digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Acara yang dimulai pukul 07.00 tersebut dihadiri oleh ribuan orang yang datang dari seluruh penjuru Nusantara. Berbagai masyarakat dari bermacam elemen tumpah ruah memenuhi jalanan Ibukota yang sedang menggelar Car Free Day (CFD). Sebagian masyarakat mengenakan pakaian adat sesuai daerahnya masing-masing.
Acara ini pun dihadiri oleh sebagian ketua partai politik, tokoh keagamaan, perwakilan organisasi kemasyarakatan dan organisasi kegamaan. Terdapat kurang lebih 10 panggung budaya yang tersebar sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman. Acara diisi dengan pentas kesenian dari berbagai daerah di Indonesia yang kemudian dilanjutkan dengan orasi kebangsaan oleh sejumlah tokoh nasional.
Para tokoh nasional tersebut dalam pidatonya mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat dihimbau untuk tidak mudah terpancing oleh ego golongan atau provokasi kelompok tertentu yang menyebabkan perpecahan NKRI.
Oleh sebagian pihak, acara ini dipandang sebelah mata karena dinilai hanya sebagai acara tandingan untuk merespon aksi super damai 212 yang sukses digelar beberapa hari lalu. Terlepas dari persepsi negatif tersebut, Parade Kebudayaan merupakan acara atas nama keberagaman Indonesia "Ini bukan aksi tandingan 212, tapi murni ingin menyuarakan bahwa kita adalah NKRI. Di tengah perbedaan atau kemajemukan bangsa, kita adalah satu, bangsa Indonesia," ucap Mustafa, Bupati Lampung Tengah yang juga mengikut parade. Keikutsertaan beberapa pertai politik juga berdasar pada kekhawatiran atas kondisi NKRI yang tengah terancam kedaulatannya menyusul beberapa aksi belakangan ini.
Banyak nilai positif yang bisa kita ambil melalui acara Parade Kebudayaan yang juga dihadiri anak-anak tersebut. Acara seperti ini apabila rutin dilakukan maka akan menumbuhkan semangat generasi muda untuk saling menjaga kerukunan serta mencintai kebudayaan Indonesia. Masyarakat akan semakin sadar bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda. Terlihat juga banyak warga luar negeri yang menghadiri acara tersebut seperti dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik. "Saya sengaja datang, ingin melihat langsung. Saya pikir sekarang semua harus bersama menjaga keberagaman. Bukan hanya di Indonesia, di luar negeri juga," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H