Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Â mengatakan bahwa dirinya akan selalu setia mendampingi pasangannya Basuki Tjahja Purnama dalam pencalonan mereka di Pilkada DKI Jakarta.
Melihat kesetiaan Djarot dalam mendampingi Ahok. Meskipun terdapat kemungkinan terburuk akan status tersangka yang saat ini di sandang oleh Ahok.
Menurutnya ini bukan ujian pertamanya dengan Ahok. Saat ingin mencalonkan diri di KPUD DKI Jakarta. Djarot bahkan pernah ditawari untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur, dan meninggalkan Ahok. Hal tersebut mengingat Djarot yang di usung oleh PDI-P, sudah memiliki jumlah kursi yang cukup untuk mengusung dirinya sebagai Gubernur.
Akan tetapi hal tersebut ditolaknya mentah-mentah oleh Djarot. Â Alasan utama Djarot tidak mau maju sebagai Gubernur adalah, karena dirinya bukan orang yang ambisius. Dirinya mengagumi kinerja Ahok, dan ia akan berjuang bersama Ahok untuk memajukan Jakarta.
Melihat kesetian Djarot dalam mendampingi Ahok, menarik bagi kita untuk mengetahui awal cerita Djarot yang diminta menemani Ahok.
Dulu saya diminta menemani pak Ahok, saat saya menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi II. Ahok saat itu mengutarakan niatnya ingin menjadikan Djarot sebagai Wakil Gubernur, kepada ketua partai PDI-P Megawati, kenang Djarot.
Menurut Djarot keinginan Ahok meminangnya menjadi Wakil Gubernur saat itu bukanlah tanpa alasan. Kedekatan keduanya dimulai saat Ahok dan Djarot bertemu saat studi banding ke China.
Beliau (Ahok) bilang ke Bu Mega bahwa kenal dengan saya (Djarot) saat studi banding. Saat itu Pak Ahok masih menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Ahok mengutarakan bahwa dirinya terkesan dengan kinerja Djarot saat berhasil meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Blitar.
Pak Ahok sudah susah payah menghadirkan saya agar dapat mendampingi beliau, ungkap Djarot. Begitupun saya, saya akan setia mendampingi pak Ahok meskipun beliau sedang terkena kasus. Kita harus tabah, berani, kuat agar kebenaran bisa disampaikan, tandasnya.
Keberanian tersebut ditunjukan Djarot dengan berani pasang badan melawan orang-orang yang berusaha melakukan intervensi terhadap kasus hukum Ahok. Dirinya merasa geram dengan adanya orang-orang yang membeda-bedakan Suku, Agama, Ras, dan Golongan. Menurutnya setiap warga memiliki hak dan kewajiban sama untuk berkontribusi dalam memajukan Jakarta, tak terkecuali Ahok.
Sumber :