Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Membangun Kota ala Djarot

18 November 2016   11:23 Diperbarui: 18 November 2016   12:27 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pasangan petahana pasangan Ahok-Djarot memiliki program yang tidak jauh berbeda dari program mereka sebelumnya. Salah satu program yang diusung pasangan ini adalah program relokasi.

Menurut Djarot program relokasi sejatinya bukanlah program yang ujug-ujug melakukan pengusuran tempat tinggal warga tanpa memperhatikan dampaknya. Akan tetapi lebih kepada program yang memindahkan tempat tinggal warga dari daerah resapan air menuju daerah yang memang diperuntukan untuk hunian atau yang dikenal dengan rumah susun (rusun).

Rusun yang digunakan sebagai tempat relokasi tersebut dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan tempat jemur.

Fasilitas lainnya adalah tempat ibadah, food court,klinik, koperasi warga,lapangan untuk berolah raga, bahkan ada beberapa rusun yang dilengkapi dengan halted an bus feeder untuk mengangkut para penghuni rusun yang hendak bekerja. Selain disediakan fasilitas yang lengkap, warga juga diberikan pelatihan untuk bercocok tanam, agar dapat memberikan penghasilan tambahan bagi warga.

Untuk tempat tinggal dengan fasilitas yang cukup lengkap tersebut warga hanya cukup membayar sebesar Rp 159.000 hingga Rp 300.000 perbulannya. Biaya sewa tersebut terbilang cukup terjangkau jika dibandingkan dengan besaran biaya sewa kontrakan di Jakarta yang minimalnya berkisar anatara Rp 600.000 perbulannya.

Menurut Djarot pembangunan seperti itu penting sekali dilakukan. Mengingat status Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia, seringkali dianggap mereprentasikan wajah Indonesia secara keseluruhan. Jika Ibu Kotanya banjir dan kumuh maka pengambaran Indonesia juga pasti buruk. Oleh karena itu Djarot mengatakan bahwa apa yang dialakukan tersebut adalah upaya nyatanya dalam hal membenahi tata kota, ungkapnya kepada masyarakat di Kebayoran Baru.

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya dan Ahok bukanlah pasangan tukang gusur Keputusan pemerintah yang diambil, kata Djarot, sudah dipertimbangkan demi kemaslahatan warga itu sendiri. Menurutnya dirinya hanya mengusur kemiskinan dan kekumuhan yang ada di Jakarta untuk Jakarta yang jauh lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun