Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketahuan Bawaslu, Massa Bayaran Tolak Ahok-Djarot Kini Lenyap

17 November 2016   16:01 Diperbarui: 17 November 2016   16:25 4930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hari setelah penetapan Ahok sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat hari ini langsung kembali melanjutkan kampanyenya. Aktivitas kampanye hari ini diisi dengan blusukan mengunjungi daerah perkampungan warga di Kebayoran Lama. Cara Djarot berkampanye yang hangat dan santun memperoleh simpati dan dukungan besar dari masyarakat sekitar. Djarot yang ditemani oleh istrinya, Happy Farida langsung disambut meriah dengan lagu kemenangan yang diteriakan oleh warga. "Ahok Djarot, Ahok Djarot, Ahok Djarot pasti menang. Kita kerja dengan nyali dan berjuang!"

Dibanding dengan yang sebelumnya, kampanye blusukan Djarot siang ini berlangsung sangat kondusif dan tidak ada warga yang menyerukan penolakan terhadap kehadirannya. Sepekan terakhir pemberitaan massa pendemo bayaran gencar disebarkan oleh media. Oknum-oknum tersebut sempat kedapatan mengenakan atribut organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan meneriakan isu-isu penistaan agama. Massa yang diduga bayaran tersebut juga sempat dihadang warga yang kesal dengan kehadiran mereka ketika Djarot blusukan di daerah Ciracas. Bawaslu beserta Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sedang bekerja keras untuk menyelidiki kasus aksi massa bayaran tersebut.

Sebelumnya, Djarot sempat dihadang oleh beberapa terduga massa bayaran yang terorganisir saat berkampanye di Pasar Baru dan beberapa daerah lainnya. Alasan dan juga dalang penghadangan kampanye ini masih belum diketahui jelas, namun alasan politisnya sudah tidak dapat dipungkiri.

Djarot kemudian juga menyempatkan diri blusukan ke pasar Kebayoran Lama bersama sang istri Happy Farida. Keduanya terlihat mesra ketika jalan bersama menyusuri pasar. Mereka tampak asik ketika Djarot memilih ikan asin, dan istrinya memiih buah. Tak terlihat berbeda dengan warga biasa yang sedang berbelanja ke pasar, keduanya terlihat sibuk memilih belanjaan. Djarot kemudian sempat berhenti ketika melihat tumpukan buah yang tersusun rapi dan berhenti untuk membelinya. Ia kemudian meminta pisau untuk mencoba mangga yang akan dibeli terlebih dahulu. Tangan Djarot terlihat terampil saat memotong mangga, Ia kemudian menganalogikan untuk memilih pemimpin seperti memilih buah yang masak di pohon. "Kalau yang masak pohon, bagus, tapi kalau karbitan jangan,". Ia kemudian mengatakan bahwa jika memilih pemimpin haruslah yang betul-betul melalui proses, jika dipaksakan seperti karbitan akan menghasilkan kualitas yang tidak bagus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun