Mohon tunggu...
Bahy Chemy Ayatuddin Assri
Bahy Chemy Ayatuddin Assri Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik Di Salah Satu Kampus

Menulis merupakan refleksi diri dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Pemberian Amplop, Tradisi dan Etika dalam Merayakan Lebaran

13 April 2024   11:43 Diperbarui: 14 April 2024   18:45 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Tersenyum menunjukkan uang THR (tunjangan hari raya) yang didapatkan saat Lebaran. (Foto: KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI)

Tradisi pemberian amplop atau yang sering disebut dengan "uang lebaran" telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di masyarakat Indonesia. 

Namun, di balik keceriaan menerima amplop, ada juga aturan dan etika yang perlu diperhatikan dalam melacak dan memberikan amplop tersebut. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai tradisi dan etika pemberian amplop saat lebaran.

Tradisi pemberian amplop pada saat lebaran memiliki akar yang dalam dalam budaya masyarakat Indonesia. Amplop yang berisi uang tunai diberikan sebagai bentuk salam perpisahan dari keluarga atau tamu yang berkunjung, serta sebagai ungkapan rasa hormat dan kasih sayang antar-anggota keluarga dan kerabat.

Pemberian amplop tidak hanya sekadar pemberian uang, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan dan kebahagiaan yang diberikan kepada orang-orang terdekat. 

Melalui amplop, kita menyampaikan doa dan harapan baik untuk kebahagiaan, kesuksesan, dan kesejahteraan bagi penerima amplop dan keluarganya.

Dalam tradisi pemberian amplop, terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan. Pertama, amplop hendaknya diberikan dengan tulus dan ikhlas, tanpa pamrih atau motif tertentu. 

Kedua, jumlah uang yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan finansial dan hubungan sosial antara pemberi dan penerima amplop. Ketiga, amplop hendaknya diberikan dengan sopan dan penuh rasa hormat, disertai dengan doa dan ucapan selamat.

Pemberian amplop pada saat lebaran juga mengajarkan kita tentang makna kebaikan dan kedermawanan. Melalui amplop, kita memiliki kesempatan untuk berbagi rezeki dengan sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. 

Pemberian amplop merupakan bentuk nyata dari kasih sayang dan empati sosial yang dapat mempererat ikatan antar-anggota masyarakat.

Tradisi pemberian amplop saat Lebaran tetap relevan dan terus dilestarikan dalam masyarakat Indonesia. Meskipun zaman telah berubah dan budaya telah berkembang, nilai-nilai seperti kebaikan, kedermawanan, dan silaturahmi yang terkandung dalam tradisi ini tetap berharga dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Di balik keceriaan menerima amplop saat lebaran, penting bagi kita untuk menjaga tradisi ini dengan bijaksana. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu kita dalam menjaga etika dan tradisi dalam merayakan lebaran ini:

Sebelum lebaran tiba, baiknya kita membuat daftar penerima amplop. Daftar ini dapat mencakup anggota keluarga, kerabat dekat, teman-teman, dan tetangga yang akan kita berikan amplop. 

Dengan membuat daftar ini, kita dapat lebih mudah melacak siapa yang telah kita beri amplop dan memastikan bahwa tidak ada yang terlewat.

Setiap kali kita memberikan amplop, penting untuk membuat catatan transaksi. Catatlah nama penerima, jumlah uang yang diberikan, dan tanggal pemberian. 

Menyimpan catatan ini, kita dapat memantau pemberian amplop secara lebih teratur dan menghindari kekeliruan atau pengulangan dalam pemberian.

Untuk membantu pemberian amplop, kita dapat menggunakan amplop berlabel dengan nama penerima. Tulislah nama penerima amplop di bagian depan amplop dengan jelas, sehingga tidak ada kebingungan atau kekeliruan dalam proses pemberian.

Sebelum lebaran tiba, penting bagi kita untuk mengatur anggaran dengan bijaksana. Tentukanlah jumlah total yang akan dialokasikan untuk amplop, dan sesuaikan dengan kemampuan finansial kita. 

Dengan mengatur anggaran secara bijaksana, kita dapat mencegah pemborosan dan menghindari tekanan finansial yang berlebihan.

Yang terpenting, saat memberikan amplop, lakukanlah dengan ikhlas dan tulus. Ingatlah bahwa pemberian amplop bukan sekadar tradisi kosong, tetapi juga merupakan bentuk kebaikan dan kedermawanan kepada sesama. 

Sampaikanlah doa dan ucapan selamat dengan tulus dari hati, dan jadikanlah pemberian amplop sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial dan silaturahmi.

Pemberian amplop saat lebaran bukan hanya sekadar tradisi kosong, tetapi juga mengandung makna yang dalam tentang kebaikan, kedermawanan, dan solidaritas sosial. 

Memahami etika dan makna di balik tradisi ini, kita dapat merayakan lebaran dengan lebih bermakna dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar kita. 

Semoga tradisi pemberian amplop dapat terus menjadi simbol kebaikan dan kedermawanan yang menyatukan kita semua dalam semangat kebersamaan dan saling menghormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun