Beberapa tahun bekerja, akhirnya saya mampu mewujudkan impian saya untuk memiliki perpustakaan sendiri. Meskipun tidak terlalu besar, tapi saya cukup senang bisa memiliki beberapa rak dengan buku-buku berderet di dalamnya.
Meski demikian, kebiasaan membalas dendam membeli buku sampai kalap seakan menjadi candu dalam diri saya. Mungkin karena  itulah banyak petuah-petuah yang mengatakan bahwa apapun bentuknya, balas dendam itu bukanlah sesuatu yang baik.Â
Dengan membalas dendam membabi buta tersebut, malah justru membuat saya lupa untuk membacanya. Semakin saya sering membeli buku, semakin sedikit buku yang berhasil saya baca dengan tuntas.Â
Bagaimana bisa tuntas jika banyak buku yang baru dibeli bulan ini saja belum selesai dibaca sampai akhir bulan datang. Lalu bulan berikutnya datang lagi buku-buku baru yang tentuya juga sangat menggoda untuk dibaca. Begitu seterusnya.
Saya jadi lupa bahwa esensinya membeli buku itu adalah untuk dibaca, bukan untuk ditumpuk. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa buku adalah furniture yang sangat seksi dan bergengsi ketika ditumpuk.Â
Ya, semakin ke sini saya tersadar bahwa buku juga bisa sama menaikkan gengsi, sama halnya dengan pakaian mahal, motor sport yang mewah, kamera berkelas yang gagah, dan gitar elektrik yang bisa menambah pesona ketika lihai memainkannya.Â
Dengan banyak buku di rumah, ternyata mampu meningkatkan gengsi dan kegagagahan kita, karena orang yang melihat deretan buku-buku di rumah kita langsung mencitrakan kita sebagai orang yang cerdas dan berilmu tinggi.Â
Puja-puji pun bisa juga kita dapatkan sama halnya ketika kita memiliki barang-barang mewah. Ah, mengoleksi buku memang tak pernah ada ruginya.Â
Jika buku-buku itu dibaca, kita akan jadi pintar. Jika tak dibaca, kita akan terlihat pintar dengan memajang buku di rumah. Semuanya sama-sama menguntungkan.
Baca juga :Â
- Melihat Kualitas Sekolah Dari Perpustakaannya
- Jika Sudah Ada Internet, Mengapa Masih Harus Membaca Buku ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI