Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Dongeng] Parbarita so Sungkunon

20 Oktober 2015   11:00 Diperbarui: 20 Oktober 2015   11:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dahulu kala ada seorang bernama Parbarita So Sungkunon, yang berprofesi sebagai pedagang ke seberang danau. Pada salah satu perjalanannya menuju seberang, di tengah jalan sepi dia dikejutkan seonggok tengkorak manusia. Dalam rasa terkejut itu dia penasaran dan mendekati tengkorak itu untuk mengamatinya. Rupanya tengkorak tersebut sudah 'dipinjam' oleh roh gentayangan di ladang. 'Kau kurangilah bicara hai pedagang, jangan terlalu banyak ngomong, jangan nanti perkataanmu mencelakai dirimu sendiri. Jika kamu sopan berperilaku, kamu akan dapat sukacita' suara itu terdengar di telinga Parbarita So Sungkunon. Diperikasanya sekeliling, hanya ada dia dan tengkorak itu.

Belum hilang rasa penasarannya, dia mempercepat langkah menuju pasar. Begitu tiba, dengan nafas tersengal-sengal dia langsung bercerita kepada rekan sesama pedagang.

'Kalian pernah gak dengar tengkorak berbicara...' Katanya membuka cerita.

'Ah banyak kali ceritamu, dari kecil aku sampai sekarang tak ada pernah kudengar tengkorak bicara, ngarang aja kau bah...' 

Karena tak ada yang percaya, Parbarita So Sungkunon berusaha meyakinkan rekan-rekannya. 'Kalau kalian tak percaya, mari ikut aku biar kalian dengar sendiri' 

'Bah, kalau kita ikut kau, terus dagangan kita bagaimana? Kita akan rugi hari ini..., kalau tidak benar ceritamu itu berapa kau bayar untuk pengganti kerugian kami' kata temannya.

Parbarita So Sungkunon yang ingin membuktikan ceritanya menawarkan 100 ringgit, dengan syarat jika ceritanya terbukti, rekan-rekannya akan membayar jumlah yang sama kepadanya. Di depan khalayak pasar mereka saling bersalaman untuk gentlemen agreement itu.

Mereka berangkat ke lokasi penemuan tengkorak yang telah berbicara kepada si Parbarita So Sungkunon. Setiba di lokasi, Parbarita So Sungkunon mengajak tengkorak itu berbicara. 'Wahai tengkorak, tolong perjelas ucapanmu tadi, supaya mereka ini juga mendengarnya' mintanya dengan semangat. Tengkorak diam saja. Digunjang-gunjangkannya tengkorak itu supaya bicara, tetapi hasilnya nihil. Rupanya hantu gentayangan tadi sudah pindah ke tempat lain.

Karena tengkorak tetap diam, mereka pun kembali ke pasar. Parbarita So Sungkunon membayar 100 ringgit kepada masing-masing rekannya.

'Terlalu banyak bicara, jadi tali gantungan bagi leher si Parbarita So Sungkunon'

 

Disadur dan diterjemahkan dari: Torsatorsa Hombung, karya Manguji Nababan, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun