Mohon tunggu...
DR Yuniantoro Sudrajad
DR Yuniantoro Sudrajad Mohon Tunggu... Konsultan - PNS Kementerian Keuangan

Hobi olaharaga dan donor darah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merajut Arti, Meraih Mimpi bersama Relawan Social Project Bali

13 April 2023   10:37 Diperbarui: 13 April 2023   10:44 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Di masa revolusi industri 4.0 dan society 5.0 berlangsung transformasi struktur teknologi, sosial ,ekonomi dan budaya secara cepat dan berubah-ubah. Masa revolusi industri 4.0 merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi dunia Pendidikan di seluruh dunia. Pendidikan berperan dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia yang cerdas melalui peningkatan, pemberdayaan dan perluasan akses layanan pendidikan yang berkualitas. 

Selain itu, dengan perkembangan teknologi dapat diwujudkan  sistem pendidikan berdaya saing global yang memiliki keterampilan kolaboratif, inovatif ,komunikatif, berpikir kritis dan kreatif. Untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas diperlukan instrumen kebijakan sebagai pijakan dan landasan hukum yang perlu diatur oleh negara.  Untuk memasuki era globalisasi dan internasionalisasi terutama dalam bidang pengembangan sains dan teknologi, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan kebijakan program merdeka belajar. 

Hakikat merdeka belajar dan merdeka berbudaya adalah sebuah konsep yang mengusung prinsip-prinsip kebebasan belajar yang diminati, berkreasi , fleksibilitas, dan mandiri. Tujuannya adalah untuk menggali potensi terbesar para guru-guru sekolah dan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Selain itu, memberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka agar bisa memberikan sumbangsih yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.

Dalam MBMB ada 8 program yang telah dicanangkan oleh pemerintah yang salah satunya adalah proyek kemanusian. Dalam praktiknya, MBMB proyek kemanusian tersebut telah dilaksanakan oleh komunitas relawan di Bali yang bernama Social Project Bali sejak tahun 2019. 

Komunitas relawan non profit terbesar di Bali ini  mayoritas anggotanya adalah mahasiswa & generasi Z dengan jumlah relawan sebanyak 800 orang. Tujuannya dibentuk ,komunitas ini adalah  untuk memberikan kebebasan dan ruang kratifitas para siswa yang tergabung dalam relawan memiliki semangat kerelawanan dan kepedulian sosial. Selain itu juga, para relawan ini dapat belajar, berkreasi, berinovasi dan bebas menentukan program kerja pilihannya dalam ikut serta membangun kepedulian di masyarakat. 

Social Project Bali  lebih memfokuskan diri bergerak pada isu pendidikan, lingkungan, dan sosial kemanusiaan. Ada beberapa program Social Project Bali yang sudah dilaksanakan antara lain  relawan donor darah Bali, relawan lingkungan,relawan mengajar,relawan Lentera Anak Bali / LAB, relawan Clean Up, Gerobak Berbagi, Hunger Bank LCBS 2.0,relawan Gianyar dan lain-lain. Program-program ini sebagai bentuk kreativitas,kemandirian dan inovasi relawan  dalam pengabdian di masyarakat. Memang dibutuhkan relawan yang masih muda dan aktif, berjiwa sosial, memiliki ide-ide, dan gagasan untuk merangkul komunitas-komunitas sosial yang ada di Bali demi meneruskan perjuangan ini  dan membangun mimpi-mimpi mereka.  

Beberapa program Social Project Bali  yang telah dilaksanakan sebagai bentuk implementasi program MBMB yaitu melaksanakan relawan mengajar dengan mengajarkan metode calistung kepada anak-anak buruh di pasar Badung Bali, menyalurkan makanan berupa susu,vitamin dan snack untuk anak-anak yang tinggal di kampung plastik tempat pembuangan sampah Monang-maning Denpasar, bantuan sembako bagi para lansia penyandang disabilitas tuna netra di Denpasar, membersihkan sampah di lapangan Braja Sandhi Renon Denpasar, penuangan eco enzyme di Danau Batur Bali, pengabdian dan pelayanan masyarakat untuk anak-anak penyandang disabilitas sensorik netra dan pembagian sembako bagi masyarakat miskin di Denpasar dan lain sebagainya. 

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kebermanfaatan program MBMB yang dilakukan oleh relawan yang kebanyakan adalah siswa. Implementasi program MBMB ini memberikan ruang kreatifitas dan kebebasan bagi mereka untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya. 

Relawan  tidak hanya belajar secara teori dari kurikulum yang ada di sekolah namun juga bisa belajar secara praktik langsung di masyarakat dengan hambatan dan tantangan yang ada. Proses dialog dalam proses belajar - mengajar di sekolah bisa memicu dan mengungkapkan gagasan-gagasan mereka tentang suatu topik tertentu. Pengedepanan dialog mengondisikan proses transfer pengetahuan berlangsung secara alami. Relawan bisa menemukan, mengolah, dan memilih pengetahuan yang relevan untuk kehidupannya nanti dan bisa mempraktekkannya secara langsung di masyarakat.

Dalam pelaksanaan program di lapangan tentunya banyak kendala yang dihadapi para relawan Social Project Bali yaitu antara lain  

  • Sumber daya manusia,

Permasalahan SDM yang sering dihadapi seperti kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dikoordinir dengan baik mulai perencanaan jumlah relawan, seleksi dan perekrutan relawan, penugasan atau penempatan relawan untuk setiap kegiatan ,pelatihan dan pengembangan relawan dan hubungan internal antar relawan.  

  • Pendanaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun