Ramadan merupakan momen tepat meningkatkan iman dan takwa. Banyak ibadah dapat dilakukan dengan kuantitas dan kualitas lebih banyak.
Bukan itu saja pastinya. Ramadan juga bisa menjadi saat tepat bagi guru untuk meningkatkan skill. Terutama skill mengajar, baik hard skill maupun soft skill.
Sebagaimana kebaikan lain, belajar bagi individu muslim adalah kewajiban. Demikian halnya dengan seorang guru.
Terlebih bulan Ramadan yang bertabur kebaikan. Belajar selain untuk memanfaatkan waktu secara positif sekaligus sebagai ibadah.
Bagaimana Guru Belajar di Saat Ramadan?
Guru bisa belajar dari berbagai sumber. Bukan saja belajar terkait agama, melainkan juga terkait peningkatan profesionalismenya.
Berbagai hal tentu bisa dipelajari lebih lanjut. Terlebih saat ini pemerintah sedang menggaungkan Kurikulum Merdeka.
Hal baru ini bisa menjadi alternatif belajar guru di setiap waktu. Bisa saja saat menjelang berbuka puasa. Bisa juga setelah selesai santap sahur.
Proses belajar itu bisa dilakukan setelah ibadah utama selesai dikerjakan. Artinya proses meningkatkan skill ini bersifat sebagai suplemen ibadah-ibadah utama.
Proses belajar pun bisa dipilih sesuai keluangan waktu guru. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola waktu antara belajar mandiri dengan tugas utama.
Selain itu, memudahkan dalam membagi waktu ibadah utama dengan hal-hal positif lainnya. Adanya pengelolaan waktu yang tepat berdampak pada kualitas hasil belajar.
Guru bisa mempelajari materi-materi terkait dengan profesinya. Materi-materi tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Terlebih di bulan Ramadan ini. Ilmu-ilmu bermanfaat yang dipelajari sungguh-sungguh akan lebih mudah diintegrasikan dalam diri.
Bagaimana Cara Guru Meningkatkan Skill Selama Bulan Ramadan?
Banyak cara bisa dilakukan guru untuk meningkatkan skill. Berikut ini beberapa alternatif belajar yang bisa dilakukan.
Alternatif-alternatif berikut ini selain pada akhirnya akan meningkatkan hard skill dalam mengajar, juga sekaligus soft skill.
1. Memanfaatkan PMM
Memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sumber belajar mandiri adalah pilihan. Guru memiliki kebebasan dalam memanfaatkannya.
Menyesuaikan dengan kebutuhan belajarnya. Salah satu teknologi bidang pendidikan ini telah terbukti memberikan banyak manfaat.
Guru akan meningkat kompetensi dalam memanfaatkan teknologi bagi proses pembelajaran. Selain itu, sekaligus peningkatan soft skill terkait nilai mandiri dan adaptasi.
Nilai-nilai ini akan menumbuhkan guru yang mampu menyesuaikan dengan kodrat zaman murid. Hal ini selaras dengan salah satu hadis yang menyatakan:
Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan zamanmu.
Meskipun masih kontroversial validitasnya, tetapi setidaknya ada nilai pendidikan yang bisa dipegang.
2. Mengikuti Webinar Pendidikan
Proses belajar ini juga bisa menjadi cara alternatif bagi guru untuk meningkatkan skillnya. Mengikuti webinar pendidikan membuka peluang guru menciptakan pembelajaran yang memerdekakan bagi murid.
Selain itu, juga semakin mudah dalam mengintegrasikan nilai kolaborasi dalam dirinya sebagai soft skill. Guru bisa lebih membuka diri terhadap kemungkinan kolaborasi dengan guru lain.
Guru bisa saling mendukung dalam menemukan solusi permasalahan di kelas. Guru juga bisa bersama-sama merumuskan tindak lanjut terkait aktivitas mengajar.
Nilai kolaborasi yang dimiliki guru akan memudahkan juga dalam berbagai pelaksanaan kegiatan bulan Ramadan di sekolah. Adanya kolaborasi akan memberikan dampak pada peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Selaras dengan hadis Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW
Mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi).
3. Berbagi Praktik Baik dengan Komunitas
Proses belajar ini akan meningkatkan soft skill guru berupa kemampuan berorganisasi. Bergabung dengan komunitas belajar membuat guru memiliki ruang berbagi yang lebih luas.
Peningkatan soft skill organisasi ini dapat membiasakan guru melakukan organisasi terhadap hal-hal baik selama bulan Ramadan. Guru akan menjadi sosok yang semakin mampu memilah berbagai informasi yang diterima untuk dibagikan.
Soft skill organisasi ini akan membuat seorang guru lebih selektif dan logis dalam menghadapi arus informasi. Artinya bisa menjaga diri dari paham-paham yang menyimpang dari ajaran agama. Hal ini selaras dengan salah satu hadis.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya, maka kelak ia akan dibungkam mulutnya dengan api neraka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan Al-Hakim).
4. Meningkatkan Skill Menulis
Perintah menulis dapat dilihat dari salah satu hadis Nabi Muhammad SAW.
Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
Sampaikan dariku sekalipun satu ayat (HR. Bukhari).
Berdasarkan hadis tersebut, penting bagi seorang guru memiliki dan meningkatkan skill menulisnya. Bagaimanapun juga menulis dapat dijadikan sarana untuk berdakwah.
Tulisan bisa memengaruhi banyak orang untuk melakukan kebaikan. Meningkatnya skill menulis seorang guru tentu akan bermanfaat bagi diri guru dan orang lain.
Guru akan semakin terasah dalam mengeksekusi ide dan mengomunikasikan kepada yang lain. Tanpa disadari, soft skill komunikasi dapat meningkat dengan sendirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H