Sesederhana itu masa kecil yang telah menumbuhkan menjadi seseorang yang harus menghadapi dunia yang sangat kompleks. Kekurangan-kekurangan yang mengajarkan pentingnya menemukan kekuatan diri.Â
Nostalgia-nostalgia masa kecil yang takkan pernah lekang oleh waktu. Cerita lama yang akan berubah menjadi baru bagi anak-anak yang hidup pada masa yang jauh berbeda, anak-anakku dan murid-muridku.Â
1. Celana Hanyut di Sungai
"Tolong!"
Tidak ada seorang pun yang mendengarnya. Teman-temanku asyik berenang ke sana kemari di sungai Bengawan Solo.Â
Aku berusaha menyisir pinggir sungai. Sungai yang sehari-hari menjadi tempat bagiku dan teman-teman mengisi waktu saat puasa.Â
Namun, usahaku gagal. Aku pun menyerah. Dengan nanar, kubiarkan celana pendekku hanyut dibawa aliran sungai.Â
Akhirnya satu per satu teman sekolahku naik. Mereka pun mengajak pulang. Sementara aku masih berendam sendirian di sungai bagian pinggir.Â
Tak lama kemudian anak-anak kelas 3 SD itu pun terbahak-bahak mendengar ceritaku. Demikian halnya denganku.Â
Mereka menawarkan bantuan, tetapi aku justru meminta mereka pulang duluan. Saat benar-benar telah sepi. Aku pun bergegas naik. Kuraih kausku dan mengubahnya menjadi celana.Â
"Aman," pikirku.Â
Aku pun bergegas mengayuh sepeda mini menyusul teman-temanku. Tepat saat sampai di rumah, waktu berbuka pun tiba.Â