Iring-iringan ini terasa sangat menggoda. Bahkan ada sebagian anak-anak yang ikut bergabung di dalamnya.Â
Terlebih beberapa anak yang merengek terbangun dan ingin menyaksikannya. Tentu beberapa hal tersebut merupakan pelajaran positif yang dirasakan dari tradisi tahunan ini.Â
Secara umum tidak ada tantangan yang berarti dalam pelaksanaannya. Tantangan yang muncul hanyalah ketepatan kehadiran remaja masjid saja.Â
Tantangan dari warga juga tidak ada. Hal ini karena kegiatan ini sudah menjadi tradisi sejak lama.Â
Tantangan utama justru bagaimana mengemas kegiatan tersebut menjadi menarik. Tujuannya agar warga yang terbangun bisa terhibur.Â
Apa Saja Aksi yang Dilakukan?
Pertama, Menyiapkan Alat Musik
Alat musik yang disiapkan berupa alat musik tabuh. Terdiri dari empat alat musik.Â
Keempatnya berupa drum berbagai ukuran. Ada yang besar dan kecil. Tentu beserta alat pukulnya.Â
Persiapan dilakukan sebelum Ramadan tiba. Tujuannya agar pada hari pertama puasa, siap digunakan.Â
Kedua, Menyiapkan Personel Penabuh Drum
Personel penabuh drum dipilih yang memiliki keahlian khusus. Tujuannya agar tabuhan menghasilkan irama yang enak terdengar.Â
Personel berasal dari remaja masjid setempat. Biasanya remaja-remaja yang beranjak dewasa secara bergantian.Â
Sementara remaja-remaja lainnya ikut berbaris. Mereka secara serempak membangunkan warga untuk sahur. Tentu saja dengan irama yang tidak memekakkan telinga.Â