“Saya mendengar dan lupa, saya melihat dan ingat, saya lakukan dan saya paham” - Confusius
Banyak pembelajaran bisa kita petik dari kutipan tersebut di atas. Salah satunya adalah bahwa untuk memahami seseorang harus melakukan terlebih dahulu.
Sama halnya dengan refleksi belajar. Tanpa pernah melakukannya akan sulit memperoleh pembelajaran dari proses belajar.
Seperti halnya proses belajar dalam ToT Edukasi Literasi Digital. Tanpa refleksi, sebagai peserta tidak akan mendapatkan apa pun dari pelatihan yang diselenggarakan oleh ICT Watch dan Unicef Indonesia dengan dukungan dari Kemenkominfo RI.
Terlebih peserta dari unsur penggerak berbagai bidang. Sebagai aktor penggerak, refleksi merupakan cara terbaik belajar. Terlebih belajar dari refleksi pengalaman.
Peristiwa
Selama tiga hari pelatihan, banyak peristiwa dialami oleh para aktor penggerak ini. Pada hari pertama, para aktor penggerak menerima suntikan ilmu.
Ilmu yang berhasil diinjeksikan tersebut adalah Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Sesuai dengan materi belajar, proses belajar pun dilakukan dengan pendekatan Pembelajaran Orang Dewasa (POD).
Pendekatan ini menitikberatkan pada prinsip bahwa setiap peserta hadir dengan pengalamannya sendiri yang beragam. Tugas fasilitator kegiatan hanya memandu agar pengalaman tersebut bisa direfleksikan sebagai sumber belajar.
Peristiwa lainnya adalah diskusi yang hangat. Sebagai bentuk kolaborasi, aktor penggerak tak segan berbagi. Berbagai pengalaman pun menjadi sumber belajar yang layak direfleksikan.