Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) diartikan sebagai wadah belajar dan berbagi. Membutuhkan perjuangan untuk bisa menyelesaikannya.Â
Namun, setelah lulus PGP, perjuangan sesungguhnya baru dimulai. Di titik inilah hasil pendidikan benar-benar diuji.Â
Bagaimanapun juga tidak semua guru penggerak adalah sosok pejuang. Beberapa di antaranya ada yang hanya sekadar mengikuti tren. Sebagian lainnya sekadar menjalankan tugas dari atasan.
Hal-hal tersebut di atas merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang guru menjadi penggerak. Kemampuan berjuang dan bertahan merupakan salah satu kunci sukses guru penggerak.Â
Apa saja bentuk kegagalan guru penggerak?Â
Untuk menemukan jawabannya kembali melakukan ujicoba menggunakan ChatGPT. Jawaban yang diberikan chatbot ini pun terkesan logis.Â
Bahkan sebagian besar sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran. Tentu hal ini sebenarnya bisa menjadi informasi dasar mengembangkan tulisan. Namun, yang timbul justru keraguan.Â
Terutama menyangkut orisinalitas ide tulisan. Padahal ide dasar tulisan ini murni dari pikiran. Adanya jawaban dari ChatGPT membuat kekhawatiran.Â
Khawatir tulisan akan mendapat label tidak orisinal. Khawatir juga mendapat predikat plagiat. Tentu hal ini sangat dihindari oleh penulis.Â
Sebagai upaya menghindari hal tersebut, informasi dari ChatGPT pun tidak disalin tempel mentah-mentah. Informasi yang diberikan diambil garis besar untuk kemudian dikembangkan.Â
Dengan demikian tetap ada jaminan orisinalitas dalam tulisan. Berdasarkan hasil olah pikiran berikut ini 5 kegagalan guru penggerak yang berhasil diolah dari ChatGPT.Â