Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memang Apa Sih Kontribusi Guru Penggerak?

18 Februari 2023   00:05 Diperbarui: 18 Februari 2023   00:03 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pertanyaan yang seringkali terdengar di kalangan guru penggerak. Bukan saja dari sejawat, melainkan juga pejabat. Rasanya ini bukan hal baru lagi. 

Sudah sejak lama pertanyaan ini menyeruak Terlebih saat digulirkannya wacana sertifikat guru penggerak sebagai salah satu persyaratan menjadi kepala sekolah. Pertanyaan pun semakin deras mengalir. 

Beragam pertanyaan yang mencuat terkait kontribusi guru penggerak bagi pendidikan. Pertanyaan yang wajar mengingat dalam penyelenggaraan pendidikannya menyedot banyak alokasi pembiayaan. 

Sah-sah saja jika ada yang mempertanyakan hasil dari biaya yang telah dikeluarkan. Tentu ada harapan keberhasilan yang besar untuk biaya yang tidak sedikit. 

Mengapa sampai muncul pertanyaan seperti itu? 

Ini menarik untuk dibahas. Terutama terkait alasan di balik pertanyaan. Bukan saja terkait kompetensi kepemimpinan guru penggerak di sekolah. Melainkan juga tentang kiprah dalam perubahan pendidikan. 

Tentu bukan hal mudah bagi guru penggerak untuk mencegah tidak ada lagi pertanyaan serupa. Namun, bukan berarti sulit untuk dilakukan. 

Pertanyaan tersebut muncul karena beberapa penyebab. Penyebab utamanya, yaitu banyak individu yang belum mengetahui kiprah guru penggerak di sekolah. 

Penyebab lainnya adalah belum terlihatnya dampak perubahan yang dilakukan guru penggerak. Kedua hal tersebut merupakan pemicu bagi munculnya pertanyaan terkait kontribusi guru penggerak. 

Bagaimana guru penggerak harus menyikapinya? 

Tentu guru penggerak harus menyikapinya dengan bijak. Tidak harus frontal menanggapi atau melakukan pembelaan yang berapi-api. Hal ini justru akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan lainnya. 

Guru penggerak haruslah bisa mengelola emosinya dalam menanggapi. Dengan demikian akan bisa lebih jernih dalam mengambil sikap. 

Banyak guru penggerak yang memilih tidak memedulikan pertanyaan bernada negatif tersebut. Beberapa juga ada yang memilih terus berbuat sebagai jawaban pertanyaan tersebut. 

Tak jarang ada yang memilih memendam jawaban pertanyaan tersebut dalam-dalam. Namun, ada pula yang diam-diam berusaha meredam agar pertanyaan itu tidak sampai terdengar. 

Setidaknya begitulah cara guru penggerak meredam gejolak. Bagaimanapun juga pertanyaan tersebut bisa dijadikan sebagai masukan positif. Pertanyaan tersebut adalah modal refleksi diri bagi guru penggerak. 

Apa yang bisa dilakukan guru penggerak ke depan? 

Untuk bisa menjawab sekaligus mencegah pertanyaan tidak terdengar lagi, banyak hal yang bisa diperbuat guru penggerak. Hal-hal tersebut di antaranya, yaitu:

1. Menjawab lewat aksi nyata di sekolah

Hal ini bisa dilakukan melalui praktik baik inovasi pembelajaran di kelas. Guru penggerak juga bisa terus menciptakan pembelajaran kreatif yang memerdekakan murid. 

Selain itu, aktif berbagi praktik baik kepada sejawat juga juga bisa menjadi jawaban. Melalui berbagi, setidaknya dampaknya akan dapat dirasakan orang lain. Bagi yang merasakan tentu tidak akan lagi mempertanyakan. 

2. Membuat laporan tertulis kepada atasan

Salah satu penyebab munculnya pertanyaan adalah ketidaktahuan. Agar bisa menjadi tahu, tentu harus ada yang memberitahukan. Ini adalah tugas guru penggerak. 

Terlebih jika yang bertanya adalah pejabat pengambil kebijakan. Hal ini akan sangat penting terkait pengambilan keputusan yang akan dilakukan ke depan. 

Pelaporan tertulis dalam bentuk cetak atau digital akan memberikan gambaran kiprah guru penggerak. Bukan saja di tingkat sekolah, melainkan juga tingkat daerah. 

Pelaporan bisa dilakukan secara rutin setiap bulan atau semester meskipun tidak ada tagihan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pelaporan dilakukan kepada semua dinas/instansi terkait. 

Sedangkan isi laporan tentu terkait dengan prakarsa perubahan yang telah dilakukan di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah dokumentasi pelaksanaan kegiatan. 

Jika hal ini dilakukan secara rutin, bukan tidak mungkin ke depan tidak akan lagi ada pertanyaan seperti itu. Kenapa? Hal ini karena semua pihak terkait telah mengetahuinya dari laporan yang dikirimkan. 

3. Membagikan praktik baik melalui media sosial

Media sosial memiliki kekuatan dalam memengaruhi penilaian seseorang terhadap suatu hal. Guru penggerak bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengabarkan prakarsa perubahan. 

Keaktifan dalam membagikan sedikit banyak akan membuat orang lain berpikir positif terhadap kiprah guru penggerak. Selain itu, juga bisa sebagai bukti ketika suatu saat masih ada yang mempertanyakan. 

Berbagi berbagai aktivitas positif guru penggerak di sekolah melalui media sosial akan menumbuhkan kepercayaan publik terhadap guru penggerak. Hingga akhirnya membuat orang paham jika pendidikan guru penggerak membutuhkan biaya banyak. 

4. Memanfaatkan media massa

Dewasa ini media massa terus berkembang. Kebanyakan sudah beralih ke media digital. Perkembangan ini juga harus diikuti oleh guru penggerak. Tujuannya agar bisa menyesuaikan strategi menginformasikan praktik baik. 

Salah satu yang bisa dilakukan adalah bekerjasama dengan media massa. Bentuk kerjasama bisa saja terkait penyediaan rubrik khusus guru penggerak. Bisa juga dengan mengirimkan praktik baik untuk dimuat di media massa cetak atau digital. 

Hal ini memberikan gambaran terkait pentingnya menjalin koneksi dengan wartawan. Setidaknya dengan kedekatan akan memudahkan dalam proses pemuatan tulisan. 

Jika semua hal tersebut dilakukan bisa jadi tidak akan ada lagi pertanyaan, "Memang apa sih kontribusi guru penggerak?"

Untuk bisa berbuat banyak seperti hal-hal di atas, tentu guru penggerak tidak bisa bergerak sendirian. Membutuhkan kolaborasi sesama guru penggerak untuk bisa melakukan. Terutama kolaborasi melalui komunitas belajar dan berbagi yang sudah ada di daerah masing-masing. 

Semoga menginspirasi!

Salam Bloger Penggerak

Sudomo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun