Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Figur Guru Penggerak Idaman, Hanya Pencitraan?

6 Februari 2023   07:09 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:47 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Figur guru penggerak idaman adalah sosok yang terlibat aktif dalam perubahan pendidikan melalui belajar dan berbagi." - Sudomo

Untuk bisa menjadi seorang guru penggerak tidaklah mudah. Beberapa orang guru bahkan menganggapnya berat. Seleksi yang ketat adalah salah satu alasannya. 

Dimulai sejak seleksi administrasi berupa Curriculum Vitae dan Esai. Kesulitan yang dialami beberapa guru terkait dengan kiprahnya di sekolah dan lingkungan. 

Banyak guru yang merasa belum memiliki kiprah luar biasa untuk dituliskan. Padahal sejatinya setiap guru adalah luar biasa dengan segala kiprahnya selama mengabdikan diri. Kecil menurut pribadi guru belum tentu bagi orang lain. 

Sebenarnya tidak harus kiprah yang muluk-muluk. Kiprah sederhana, tetapi bermakna saja layak untuk dituliskan. Artinya merasa belum memiliki kiprah sebenarnya hanyalah alasan semata. 

Tidak sampai di situ saja. Beratnya langkah menjadi guru penggerak terus berlanjut. Kali ini harus menghadapi seleksi tahap berikutnya. Pada tahap ini, pendaftar program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) akan menghadapi tes simulasi mengajar dan wawancara. 

Di sinilah akan terlihat kualitas guru dalam melakukan proses pembelajaran. Selain itu juha kejujuran dalam menjawab pertanyaan. Seringkali guru merasa di bawah tekanan, sehingga gagal fokus dengan pertanyaan yang diajukan. Kadang guru juga memberikan jawaban jauh dari esai yang dituliskan. 

Beratnya langkah bukan hanya tahap pendaftaran saja. Melainkan juga saat mengikuti pendidikan. Banyak hambatan selama proses yang dijalaninya. 

Oleh karena itu, membutuhkan komitmen kuat untuk memulai dan menyelesaikan pendidikan. Durasi panjang pendidikan hingga 6 atau 9 tentu melelahkan. 

Apa Itu Figur Idaman? 

Figur idaman bisa diartikan sebagai sosok yang menumbuhkan rasa ingin seperti pada seseorang. Pada figur ini biasanya seseorang bisa menemukan apa yang dicarinya. Figur ini memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki orang lain di sekitarnya. 

Dalam kacamata pandang orang lain, figur ini bisa dijadikan panutan. Orang lain melihatnya dari kiprah yang telah dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah prestasi-prestasi yang pernah diraihnya. 

Menjadi figur idaman tentu harapan setiap guru penggerak. Terlebih mereka telah memiliki modal dasar itu. Gelar yang diperoleh penuh perjuangan adalah nilai diri yang sangat berharga. 

Dalam banyak hal, figur idaman secara tidak sadar dituntut untuk tetap tampil prima. Tidak salah jika beberapa di antaranya melakukan pencitraan agar predikat idaman melekat padanya. 

Pencitraan boleh saja. Namun, haruslah dalam hal positif. Menumbuhkan citra diri lewat hal-hal positif rasanya tidak salah juga. Menjadi salah apabila menunjukkan hal-hal baik di luar, tetapi di dalam tidak pernah melakukan perubahan apa-apa.

Gawat ini! Status guru penggerak, kok, hanya dipakai untuk menaikkan citra diri. Tentu ini bukanlah hal yang layak dilakukan oleh guru penggerak. 

Tanpa pencitraan berlebihan sekalipun sebenarnya telah banyak hal yang dilakukan guru penggerak. Berbagai praktik baik bukan lagi hal asing. Berbagi beragam ilmu pun sering dilakukan. Namun, tanpa upaya pencitraan positif, orang lain mungkin tidak akan tahu kiprahnya. Orang lain juga tidak akan bisa mengambil pelajaran darinya. 

Mengapa Perlu Menjadi Sosok Idaman? 

Menjadi sosok idaman artinya siap menjadi panutan. Menjadi panutan artinya juga siap menerima segala konsekuensinya. Seorang panutan tentu akan lebih bijak dalam melakukan sesuatu. 

Siapa pun guru bisa menjadi guru penggerak. Namun, sedikit yang bisa menjadi idaman. Kemampuan menjadikan diri sebagai panutan adalah penyebabnya. Padahal kemampuan ini sejatinya bisa dilatih dan dibiasakan. 

Terus belajar dan berbagi hal-hal baik akan secara tidak sadar membuat seorang guru penggerak menjadi panutan. Semangat terus maju inilah yang harus terus dipupuk. 

Melalui praktik baik yang dilakukan. Bisa juga melalui pembuatan program berdampak pada murid di sekolah. Bahkan bisa melalui sebaris tulisan terkait kiprah yang dilakukan. Sederhana, bukan? 

Dengan menjadi idaman bagi guru lain, seorang guru penggerak akan lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Selain itu, juga akan membuat seorang guru penggerak akan terus berusaha maju, mengembangkan diri dan orang lain. 

Hingga pada akhirnya, untuk menjadi idaman, seorang guru penggerak akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Artinya dia memahami konsekuensi apa yang dilakukannya. Selain itu, tentu tanggung jawab terkait yang menyertai tindakannya. 

Apa Saja Manfaat Menjadi Sosok Idaman? 

Menjadi sosok guru penggerak idaman akan memberikan banyak manfaat. Manfaat tersebut dirasakan oleh diri dan lingkungan sekitar. 

Pertama, Bagi Diri Sendiri. 

Bagi diri sendiri menjadi idaman akan memberikan rasa percaya diri. Adanya rasa kepercayaan diri ini akan membuat seorang guru penggerak akan senantiasa memberikan yang terbaik yang dimiliki. 

Selain itu, juga akan menumbuhkan komitmen diri untuk terlibat aktif dalam upaya perubahan pendidikan. Bukan saja tingkat kelas, melainkan juga sekolah dan daerah. 

Manfaat lainnya adalah dengan menjadi idaman, seorang guru penggerak akan selalu diingatkan sebagai panutan. Hal ini akan membuat guru penggerak lebih bijak dalam bersikap dan bertindak. 

Masih banyak manfaat lainnya. Di antaranya, yaitu memacu diri untuk mengembangkan diri. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan positif yang sesuai dengan passion-nya. Bisa saja terkait literasi membaca dan menulis sebagai penulis atau pegiat literasi. Bisa juga melalui jalur audio visual sebagai YouTuber. 

Kedua, Lingkungan Sekitar. 

Pengakuan terhadap guru penggerak sebagai idaman secara tidak langsung akan memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar. Nilai positif yang dimiliki guru penggerak akan mampu mengangkat citra lingkungan sekitarnya. 

Dalam hal ini adalah nama baik sekolah tempat mengabdi. Meningkatnya nama baik sekolah tentu akan menjadikan 'nilai jual' yang tinggi kepada sekolah. Sekolah menjadi memiliki nilai plus dibandingkan sekolah lain yang tidak memiliki guru peng. Hal ini terbukti dari rapor pendidikan yang mencantumkan jumlah guru penggerak sebagai salah satu poin. 

Bagaimana Guru Penggerak Bisa Menjadi Idaman? 

Banyak hal bisa dilakukan guru penggerak agar menjadi idaman. Kunci utamanya terletak pada konsistensi melaksanakan program berdampak pada murid yang telah dirancang saat mengikuti program PGP. 

Konsistensi ini harus diupayakan mendapat dukungan dari pimpinan sekolah dan rekan sejawat di sekolah. Upaya yang bisa dilakukan di antaranya, yaitu melibatkan sejawat dalam program dan rutin melakukan refleksi keterlaksanaan program. 

Selanjutnya tidak lupa, guru penggerak bisa memperluas jangkauan sasaran. Melakukan pendokumentasian adalah upaya menyebarluaskan. Penyebarluasan secara daring dan luring ini jika masif dilakukan akan menginspirasi banyak guru lain. 

Upaya-upaya ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari pendidikan yang telah diikuti. Artinya agar menjadi guru penggerak idaman, teruslah menginspirasi! 

Bagaimana Keterkaitan Idaman dengan Rasa Suka terhadap Guru Penggerak? 

Rasa suka adalah dasar menetapkan seorang guru penggerak sebagai idaman. Setiap orang pasti memiliki standar yang berbeda terhadap kriteria idaman ini. Hal ini karena setiap orang memiliki kriteria suka yang berbeda-beda. 

Orang lain belum tentu suka dengan apa yang kita sukai. Demikian juga sebaliknya. Masing-masing kita tidak pernah akan bisa memaksakannya. Namun, setidaknya menjadi guru penggerak idaman adalah salah satu hal yang lahir dari rasa suka. 

Menjadi guru penggerak idaman bukanlah tujuan. Itu hanyalah bonus. Sebab sejatinya guru penggerak adalah figur idaman. Bersamanya melekat upaya pencitraan positif yang bisa dilakukan. Setidaknya dengan menjadi idaman akan semakin banyak guru lain menjadi terinspirasi dan ikut tergerak melakukan perubahan. Anda adalah salah satu figur guru penggerak idaman!

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun