Aktivitas pendampingan individu-2 (PI-2) dilakukan secara luring dalam bentuk diskusi dan refleksi. Adapun fokus pendampingan adalah sebagai berikut:
Jurnal Pemantauan Belajar Daring;
Refleksi diri tentang lingkungan belajar di sekolah;
- Baca juga: Pendampingan Individu 1 CGP Angkatan 6
Refleksi perubahan diri setelah mempelajari paket modul 1;
Rencana merintis/menumbuhkan komunitas praktisi di sekolah;
Mengkomunikasikan visi dan prakarsa perubahan sekolah; dan
Refleksi proses pendampingan.
Aktivitas dalam PI-2 dilaksanakan dengan model coaching dan mentoring. Model coaching diterapkan pada fokus pendampingan refleksi diri tentang lingkungan sekolah, refleksi perubahan diri, dan rencana merintis/menumbuhkan komunitas praktisi di sekolah. Sedangkan mentoring diterapkan pada diskusi komunikasi visi dan prakarsa perubahan di sekolah.Â
Berikut uraian aktivitas yang dilakukan saat PI-2 kepada salah seorang Calon Guru Penggerak (CGP) dampingan di kota Mataram:
Bagian Awal Pendampingan
Pada sesi awal pendampingan, pendamping terlebih dahulu menanyakan kabar. Setelah itu menyampaikan tujuan dan fokus pendampingan. Tidak lupa meminta CGP menyiapkan dokumen yang dibutuhkan dalam pendampingan. Dokumen tersebut meliputi materi diskusi komunikasi visi dan prakarsa perubahan sekolah, lembar asesmen kompetensi diri, lembar umpan balik 360° dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan murid serta dokumentasi aksi nyata.Â
Selanjutnya pada sesi reviu hasil belajar, CGP menjelaskan proses belajar yang telah dilalui selama satu bulan terakhir. Sejauh ini CGP telah berusaha menerapkan hasil belajarnya, yaitu  mencoba menerapkan materi yang didapatkan selama mengikuti CGP ini yaitu berbagi dan mengajak rekan-rekan guru untuk menerapkan budaya positif di sekolah, dan selalu membuat kesepakatan kelas di kelas masing-masing serta selalu menerapkan 3 prinsip segitiga restitusi apabila menemukan masalah. Capaian perubahan diri yang dialami, yaitu guru lebih sering menggunakan fungsi kontrol sebagai manager, guru dan siswa terbiasa membuat kesepakatan kelas meski kadang-kadang belum tertulis serta guru terbiasa menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi masalah.Â