Pak Is pun melangkah menyusuri sekitar sekolah. Pikirannya melayang entah ke mana. Hatinya terguncang demi mengetahui kenyataan bahwa teman sejawatnya dengan masa kerja jauh di bawahnya bisa lulus PPPK. Dia tidak iri, hanya saja ada rasa tidak percaya diri dengan masa pengabdian yang telah dijalaninya. Dalam hatinya, dia pun akhirnya memilih menceritakan jerit tangis itu kepada temannya.Â
Setidaknya dia kini merasa lega, meskipun belum ada titik terang masa depan pekerjaannya. Lewat cerita dia berharap sejawat yang bernasib sama akan bisa sekuat dirinya. Lewat cerita pula, jerit tangisnya akan menjadi harapan terbaik dalam ujian yang akan diikutinya pada tahap 3. Di sela-sela mengurusi murid, dia menyempatkan diri meningkatkan kompetensi. Harapannya dia bisa memberikan hasil terbaik saat ujian nanti. Sesekali lewat Ketua Cabang PGRI, dia menitipkan harapan semoga masa pengabdian menjadi bahan pertimbangan dalam pengangkatan sebagai guru PPPK.Â
Dengarkanlah!Â
Salam Bloger Penggerak,Â
SUDOMO
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI