Berdasarkan pembelajaran yang telah diperoleh, ke depannya guru perlu menentukan rencana perbaikan. Tujuannya agar peristiwa-peristiwa baik akan semakin baik. Sementara peristiwa buruk semakin lama akan menghilang. Tentu ini membutuhkan perencanaan yang matang untuk bisa melakukan perubahan.Â
Terkait PGP, ke depannya guru bisa menerapkan hasil belajar di lingkungan sekolahnya. Melakukan prakarsa perubahan adalah salah satunya. Contoh lainnya adalah dengan tetap menjalin kolaborasi dalam komunitas praktisi sekolah. Dengan kolaborasi, permasalahan pembelajaran akan dapat teratasi. Hal ini akan memudahkan dalam mengelola murid sebagai aset. Termasuk di dalamnya mengembangkan sikap kepemimpinan murid dalam bentuk program.Â
Sementara penerapan ke depan terkait pengangkatan guru honorer sebagai PPPK, tentu akan berbeda lagi. Bagi yang telah lolos tentu harus bisa menerapkan ilmunya dengan lebih baik lagi. Sedangkan bagi yang belum lulus pastinya harus terus berjuang.Â
Agar murid bisa berprestasi guru harus menerapkan pendampingan dan bimbingan sesuai potensi dan kekuatan murid. Tentunya suasana pun harus bahagia. Tujuannya agar murid dapat belajar dengan optimal dengan tuntunan dari guru.Â
Lantas bagaimana penerapan ke depan terkait potret buram wajah pendidikan Indonesia terkait tindak kekerasan terhadap anak di sekolah? Guru bisa berkolaborasi untuk menerapkan sekolah ramah anak. Tujuannya agar anak terbebas dari segala bentuk kekerasan.Â
Mengubah wajah pendidikan Indonesia memang tidak mudah. Namun, bukan berarti sulit dilakukan. Kuncinya adalah bergerak bersama melakukan perubahan pendidikan  ke arah yang lebih baik. Terutama di lingkungan terdekat, yaitu sekolah tempat mengajar.Â
Guru mau, guru bisa!Â
Salam Bloger Penggerak
SUDOMO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H