Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

A Ba Ta

5 September 2010   16:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bedug surau berdendang diantara jeritan pohon bambu
Bergoyang melambai dibelai angin
Kaki kecil berjingkat diantara liukan batangnya
Sesekali ujung kakinya mematahkan batang daun terserak

Sesekali pula langkahnya meloncat berirama
Menggamit kitab berkalung mukena yang mulai memudar
Diangkatnya sarung merah marun
Seakan takut tersangkut duri-duri liar

Langkahnya kian gontai menjemput suara bedug surau
Kian lama kian membahana merasuk gendang telinga
Terangkai indah dalam sanggurdi
Terbawa pesan mengalir ke otak sangat rapi

Raga mungil terbasuh air suci
Persiapkan diri mulai mengaji
Mengumpulkan bekal lindungi diri
Belajar berserah atas apa yang terjadi

Inilah awal mula jiwa kecil mengenal kosa kata
Tanpa pernah tahu sejuta makna di dalamnya
Yang dia tahu hanyalah deretan kata
Yang dia mampu hanyalah memberikan suara

A Ba Ta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun