Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bosan Mengajar

28 Oktober 2014   17:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lama-lama bosan juga mengajar kalau begini terus.”

Begitu pengakuan yang sering terdengar dalam obrolan hangat bersama rekan guru. Lamanya masa kerja guru dan input siswa yang hampir sama tiap tahunnya mau tidak mau memang membuat jenuh juga. Berbagai model pembelajaran yang telah dicoba pun belum mampu menghindarkan guru dari kebosanan.

Lalu apa solusinya?

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran bisa dijadikan sebagai alternatif mengatasinya. Hanya saja tidak bisa begitu saja. Berbagai kendala mulai dari ketidakpehamanan tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sampai hal lainnya.

“Percuma. Anak-anak paling juga tidak akan mengerti.”

Sikap skeptis dari beberapa individu rekan guru yang underestimated terhadap kemampuan peserta didik juga menjadi kendala. Tidak sedikit yang bersikap demikian. Terutama rekan-rekan guru yang berada di pinggiran.

“Bagaimana bisa? Sarana dan prasarana di sekolah saja tidak mendukung?”

Dan, tak ketinggalan juga keluhan seperti tersebut di atas. Bukan saja dikeluhkan oleh beberapa rekan guru yang bertugas di sekolah dengan minimnya sarana dan prasarana. Namun juga dikeluhkan oleh sebagian guru di sekolah yang telah memiliki sarana dan prasarana pendukung.

Permasalahan-permasalahan tersebut di atas bukan tidak bisa diatasi. Semua tergantung pada masing-masing guru. Ketidakpahaman dalam menggunakan program dan aplikasi bisa diselesaikan dengan belajar. Bagaimanapun juga, peran guru bukan saja sebagai pendidik, tetapi juga pembelajar. Proses belajar sendiri bisa dilakukan melalui pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dalam satu rumpun mata pelajaran.

Sikap skeptis terhadap kemampuan peserta didik harus dihapuskan. Dalam menyerap hal-hal baru, sebenarnya bukan masalah peserta didik yang kesulitan. Namun lebih pada bagaimana upaya guru dalam membuat pemanfaatan TIK bisa mudah dimengerti oleh peserta didik. Tidak mudah. Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Sedangkan masalah ketersediaan sarana dan prasarana pun juga bisa diatasi. Jika pengadaan tidak memungkinkan, masih bisa diupayakan dengan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah TIK tidak hanya melulu tentang laptop dan jaringan internet saja. Semua perangkat elektronik bisa digunakan. Televisi dan tape recorder pun bisa dimanfaatkan.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, dibutuhkan kreativitas guru dalam memanfaatkan TIK. Sebagai sebuah sistem yang dikembangkan untuk mendukung kinerja manusia dalam menjawab tantangan global, peran guru sangat vital dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.

Banyak keuntungan yang bisa dicapai oleh guru-guru yang memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Salah satu keuntungan yang nyata adalah mampu membuat peserta didik melek teknologi. Pengenalan berbagai alat yang digunakan dalam pembelajaran akan menambah wawasan peserta didik. Bukan itu saja. Dengan pelibatan peserta didik dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK tentu akan menyenangkan. Ada hal sederhana yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi peserta didik. Hal ini bisa dilakukan dengan merekam aktivitas peserta didik selama melakukan diskusi kelompok. Tidak perlu menggunakan alat perekam canggih. Cukup dengan telepon seluler yang dimiliki guru. Hasil rekaman tersebut selanjutnya bisa digunakan sebagai refleksi pada akhir pembelajaran.

Keuntungan lain yang tak kalah pentingnya adalah guru akan lebih terbantu dalam menggiring peserta didik untuk bisa menemukan di awal pembelajaran sesuai yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013. Pada proses awal seperti ini, guru bisa menggunakan media pembelajaran elektronik. Pemutaran video pembelajaran dan penayangan berbagai gambar sesuai materi sebagai kegiatan awal akan memancing minat peserta didik. Dengan hal-hal baru tersebut, peserta didik akan lebih penasaran untuk melanjutkan mengikuti proses pembelajaran.

Tak terkecuali saat kegiatan inti. Pada tahap ini, guru bisa memperoleh keuntungan. Tidak terlalu keluar banyak energi untuk menjelaskan adalah salah satunya. Dengan memanfaatkan TIK guru bisa lebih banyak waktu untuk melakukan penilaian terhadap individu peserta didik. Hal ini tentu berdampak positif. Guru bisa lebih mengenali karakter masing-masing peserta didiknya. Hanya saja, pemanfaatan TIK dalam kegiatan ini belum optimal. Masih ada beberapa oknum guru yang memanfaatkan TIK dengan metode pembelajaran konvensional, yaitu menjelaskan dan mencatat. Padahal bukan itu sebenarnya pemanfaatan TIK yang benar. Pemanfaatan yang benar adalah TIK digunakan sebagai penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran dan bukan sekadar alat untuk mencapainya. Pemahaman ini yang masih harus ditanamkan kepada semua guru. Bagaimanapun juga, variasi model dan metode pembelajaran bisa menghindarkan guru dari kebosanan mengajar di kelas.

Pun pada saat kegiatan akhir. Pemahaman pemanfaatan TIK tetap sangat diperlukan. Setidaknya pada kegiatan akhir, guru benar-benar bisa memanfaatkan untuk refleksi, penarikan kesimpulan, dan pemberian tugas. Bagi guru yang kreatif, pada kegiatan akhir, TIK bisa juga dimanfaatkan untuk penyegaran.

Terkait pemanfaatan TIK dalam menunjang proses pembelajaran, berikut ini adalah pengalaman dari yang telah saya lakukan. Memang belum sempurna hasilnya, tetapi setidaknya bisa memperoleh gambaran untuk penyempurnaan ke depannya. Materi pembelajaran yang dipilih adalah Gerak pada Makhluk Hidup dan Benda yang merupakan materi kelas 8 semester I.

Pendahuluan

Dengan mengacu pada Buku Petunjuk Guru IPA Kelas 8 Semester I, saya memanfaatkan TIK untuk melakukan apersepsi dan motivasi. Dalam buku tersebut disebutkan, bahwa apersepsi dan motivasi dilakukan dengan pertanyaan, “Manusia dan hewan memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama bisa berjalan dan menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Namun bagaimana dengan gerak pada tumbuhan? Bagian apa saja dari tumbuhan yang dapat bergerak?”. Saya pun memodifikasinya dengan menayangkan slide berisi gambar gerak manusia dan hewan. Langkah selanjutnya adalah menggiring peserta didik untuk bisa bertanya tentang gerak tumbuhan. Dari pertanyaan tersebut kemudian berkembang ke arah menemukan dengan meminta peserta didik menemukan contoh-contoh tumbuhan yang bisa bergerak.

Inti

Sesuai Buku Petunjuk Guru IPA Kelas 8 Semester I, saya membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok. Pembentukan kelompok saya lakukan secara konvensional didukung pemanfaatan TIK dalam format powerpoint dengan bantuan LCD projector. Masing-masing peserta didik selanjutnya mengambil nomor urut untuk saya catat namanya dalam masing-masing batch. Untuk menjamin keseimbangan gender, terlebih dahulu peserta didik saya bagi menjadi dua kelompok besar untuk mengambil nomor undian. Setelah tahap tersebut selesai, peserta didik akan tahu siapa saja anggota kelompoknya dengan melihat pada layar proyeksi.

Kegiatan inti sesuai petunjuk adalah praktik pengamatan Pengaruh Rangsang terhadap Gerak Menutup dan Membukanya Daun Putri Malu. Berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah ada dalam buku pegangan siswa, saya mulai merekam kerja masing-masing kelompok dengan menggunakan telepon seluler. Bukan saja saat peserta didik melakukan praktik, tetapi juga saat mereka presentasi hasil pengamatan.

Penutup

Dalam tahap ini, saya melakukan refleksi dengan menayangkan kembali video saat praktik dan presentasi. Selanjutnya saya menggunakannya untuk membimbing peserta didik menarik kesimpulan dengan terlebih dahulu melakukan tanya jawab untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Tanya jawab yang saya lakukan adalah dengan mengombinasikan lisan dan tertulis. Setelah peserta didik menjawab secara lisan, saya meminta dan membimbing peserta didik tersebut untuk menuliskan jawabannya pada lembar powerpoint di laptop saya. Bukan tanpa tujuan saya melakukan hal tersebut. Dengan cara seperti ini, ada dua pembelajaran yang telah saya lakukan, pembelajaran IPA sekaligus TIK.

Selanjutnya adalah pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Saya yang memang telah mempersiapkannya hanya tinggal klik untuk bisa ditayangkan. Tidak butuh energi banyak untuk menjelaskan kembali cara pengerjaan kepada peserta didik. Hanya tinggal menjawab tentang hal-hal yang belum dipahami oleh mereka. Hal ini dikarenakan mereka bisa membacanya sendiri dalam buku pegangan siswa dan tampilan powerpoint di layar proyeksi.

Sedangkan untuk membangun karakter terutama nilai cinta tanah air, saya memutarkan video karaoke lagu wajib dan nasional untuk dinyanyikan bersama-sama. Terlihat bahwa peserta didik masih bersemangat hingga proses pembelajaran selesai.

Dari uraian tersebut di atas, meskipun langkah-langkah yang sederhana, tetapi membuktikan bahwa pemanfaatan TIK sangat menunjang proses pembelajaran. Semua tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh masing-masing guru. Pilihannya ada pada diri guru sendiri, mengajar secara konvensional yang membosankan atau memanfaatkan TIK agar proses pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.

Selamat berkreasi!

- mo -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun