Mohon tunggu...
Sudirman Sultan
Sudirman Sultan Mohon Tunggu... Lainnya - Widyaiswara Balai Diklat LHK Makassar

Jagawana/Polisi Kehutanan di Taman Nasional Taka Bonerate 1999-2004 Widyaiswara di Balai Diklat LHK Makassar 2005 S/d Sekarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jagawana, Awal Karirku sebagai Rimbawan

15 April 2019   11:18 Diperbarui: 15 April 2019   12:11 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tempat kos, sambil mengisi formulir pendaftaran Jagawana, saya masih dipenuhi kebimbangan setelah mendegarkan penjelasan apa itu jagawana dan bagaimana pendidikannya nanti setelah lulus. Apakah formulir itu saya kembalikan atau tidak ?  Dan pada akhirnya saya memutuskan bahwa dikembalikan saja formulirnya untuk cari pengalaman tes, dan belum tentu juga lulus.

Dua minggu setelah pengembalian formulir pendaftaran Jagawana, sayapun mendapat panggilan tes tahap pertama yaitu tes tertulis tentang kemampuan akademik.  Jumlah peserta tes tulis dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 17 orang dan yang pendidikan SMA sangat banyak yang mendaftar (jumlahnya saya kurang tahu pasti saat itu).  Dan dari 17 orang pendidikan S1 yang mendaftar, ternyata yang lulus sebanyak 10 orang, dan harus mengikuti tes berikutnya yaitu tes kesamaptaan dan tes kesehatan lengkap.

Meskipun selama ini saya tidak pernah olah raga atau latihan lari, saya harus menjalani tes lari karena itu adalah rangkaian dari tes kesamaptaan.  Jenis tes kesamaptaan yang diikuti saat itu adalah lari 12 (dua belas) menit dan shuttle run di lapangan SPN Batua Makassar.  Saat pelaksanaan tes lari 12 (dua belas) menit, saya hanya berlari saja menyelesaikan waktu yang tersedia meskipun dada ini terasa mau pecah.  

Saya tidak ingat lagi berapa putaran, yang jelas saya hanya berlari selama waktu yang disediakan.  Dan setelah waktu berakhir, saya membaringkan badan saya di lapangan untuk mengatur kembali napas di dada yang terasa mau pecah. Setelah istrahat dan waktunya sangat singkat untuk istrahat, sayapun dipanggil untuk mengikuti rangkaian tes kesamaptaan berikutnya.  

Alhamdulillah tes kesamaptaan  dapat saya ikuti dengan baik, dan saya tidak mau tahu bagaimana hasilnya.  Yang terpikir waktu itu, saya mengikuti setiap rangkaian tes demi tes. 

Tes kesehatan lengkap dilaksanakan di RS Bhayangkara Makassar. Banyak rangkaian tes kesehatan lengkap yang dilaksanakan, namun yang paling berkesan adalah pada saat kami harus telanjang di sebuah ruangan dan harus diperiksa oleh tim medis.  Meskipun tidak enak, itu adalah proses tes yang harus kami lewati dalam pendaftaran formasi Jagawana.

Rangkaian tes demi tes telah kami jalani.  Tibalah bulan September 1998 yang memberikan kabar bahwa saya Lulus dalam Formasi Jagawana dan harus melengkapi berkas pendaftaran ulang.  Setelah pendaftaran ulang, 2 minggu setelah pengumuman Lulus kami harus berangkat ke Pusdik Brimob Watukosek untuk mengikuti Diklat Pembentukan Jagawana.  

Sejak pengumuman kelulusan, setiap orang yang mendengar saya lulus Jagawana meragukan kesanggupan saya dalam mengikuti Diklat Pembentukan Jagawana, apalagi pelaksanaannya di tempat yang terkenal sangar.  Sedangkan Polisi Umum saja banyak yang merasa berat pendidikan di tempat ini.  

Orang tua sayapun meragukan dan mengatakan "Bisajako itu nak, pendidikan Polisi itu .!".  Sayapun hanya mengatakan kepada Ayahanda "Insya Allah BIsa.  Kalau Orang Lain bisa, kenapa saya Tidak Bisa.  Dan Kalau patah-patah itu, dikirimjha pulang itu pak...hehehe". 

Dengan kata-kata tersebut, ternyata membuat mental saya untuk berani maju dan membuktikan bahwa meskipun badan saya kurus, tidak pernah olahraga, saya BISA menjalani Diklat Pembentukan Jagawana dengan baik.  Dan saya harus pulang dengan membawa SK CPNS Jagawana.  

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun