Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis Mebel Furnitur Lokal vs Impor

24 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 24 Agustus 2020   19:58 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penutup

Dalam bisnis mebel dan furniture dibutuhkan inovasi. Inovasi akan produk yang dijual adalah utama. Multiguna sebuah produk menjadi salah satu contoh. Rumah-rumah kaum millenial yang dijual pengembang ukuran semakin kecil dan mahal. 

Di perumahan Gran Wisata Bekasi luas tanah 60 meter persegi di jual seharga Rp.900.000 .000,-. tentu mebel yang dipakai untuk melengkapi sebuah rumah harus produk yang inovatif. Jangan sampai produk asing yang memanfaatkan atau mengisi celah produk inovatif tersebut. Penjualan menggunakan e-commerce produk mebel dan furnitur menjadi kekuatan era kini. 

Namun, diperlukan jaringan dan sistem kuat dan mahal sebab menyangkut akses internet, pemeliharaan jaringan, staf SDM handal, basis distribusi pengiriman dan lain sebagainya. Peran pemerintah harus serius untuk membantu pengusaha mebel dan furnitur. Kita jangan lagi mengimpor  bahan baku ke luarnegeri tapi industri dalam negeri minim perhatian. Banyak kendala yang dialami oleh pengusaja mebel dan furnitur.

Jangan kita terus bermain-main dengan mimpi "Bangga dan beli" produk dalam negeri kalau industri mebel dan furnitur saja masih diam di empat tak beranjak maju. Lihatlah sentra industri mebel dan furnitur di kawasan Klender dan Jalan Pahlawan Revolusi, Jakarta Timur. 

Berpuluh-puluh tahun kondisinya tak banyak perubahan sama seperti di era tahun 80-an.  Cobalah bekerjasama dengan SMK Kriya yang ada diberbagai wilayah nusantara setidaknya tak ada rotan akar pun jadi untuk mendongkrak inovasi dan modernitas permebelan di tanah air. Ingta UMKM tidak hanya kuliner. Wallahu'alam bis sawab (24/8/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun