Lokal minim inovasi
Benarkah pemerintah melindungi industri dalam negeri? Pertanyaan ini patut dikemukakan. Apalagi Pandemik Covid-19 belum juga diketemukan vaksin Anti virus Corona.Â
Memang banyak negara berlomba-lomba utk menjadi sebutan nomor satu penemu vaksin Anti Corona. Namun, nyatanya hingga detik ini kita masih dibuat dalam kondisi ketidakpastian.Â
Ya, semoga saja bersamaan diketemukan vaksin anticorona kehidupan bisa berlangsung normal kembali. Kita banyak berharap untuk itu. Bagaimana juga Pandemik Covid-19 yang merebak sejak Maret 2020 di tanah air menyisakan banyak pekerjaan rumah.Â
Pekerjaan rumah itu adalah menurunnya daya beli masyarakat. Salah satu yang terdampak  adalah usaha dan pelaku bisnis kecil mebel dan furnitur. Jual beli mebeleur furnitur juga mengalami kontraksi akibat Covid-19.Â
Kalau kita lihat misalnya dari transaksi perdagangan furniture dan meubeler kita dapat saksikan penurunan pesanan dan pengiriman mebeleur. Di Jakarta wilayah yg merupakan sentra pembuatan, penjualan dan pemasaran furniture berlokasi di kawasan Klender dan jalan Pahlawan Revolusi Jakarta-Timur.Â
Aktivitas barang muat mebel dan furnitur ikut lesu. Pesanan partai besar kian menurun, yang laku produk murah meriah yang pembeliannya bisa ditenteng dengan tangan dan menggunakan jasa Ojek online (Ojol).Â
Kalau anda amati Sepanjang kiri kanan jalan tersebut banyak ditemukan toko funitur dan mebel, juga kayu-kayu gelondongan dari berbagai jenis seperti Jati, Mahoni, Kamper, Sungkai, Trambesi dll siap jual.
Keberadaan para pedagang furnitur dan mebeleur itu sudah ada sejak lama. Para pemilik adalah pelanjut generasi sebelumnya. Mereka mendapatkan skill dan menjadi tukang serta penjual dari generasi sebelumnya Juga. Jarak toko satu dengan showroom hanya di batasi dengan tembok.Â
Peralatan yang digunakan tak tampak modern dan canggih. Mereka mengandalkan ketrampilan tradisional. Keberadaan produk yang dijual sulit di kenal dunia karena minim inovasi dan tanpa Cretaor Consultan Interior. Melansir data berita online bahwa tahun 2020 pertumbuhan nilai penjualan Mebeleur dan furnitur mencapai Rp 15 Triliun, sedangkan tahun 2017 sebesar Rp 12 Triliun.Â
Berarti diprediksi ada angka kenaikan. Pertumbuhan penjualan funitur dan mebel seiring makin meningkatnya perumahan, apartemen dan perkantoran terutama di Jabodetabek. Dibutuhkan banyak barang home living untuk melengkapi kebutuhan mereka.  Namun, tantangan penjualan di era pandemik tidaklah mudah. Physical distancing, pembatasan jam usaha, dan lemahnya strategi bisnis menjadi penghalang.