Ini pengalaman empirik, apa yang dikatakan orang belajarlah dari siapapun tanpa melihat dari mana asal usulnya orang tersebut ada benarnya.Â
Bisa jadi kita belajar dari orang yang pertama kali kita jumpai, dua kali kita ketemu atau beberapa kali bersua. Bisa jadi orang itu berjauhan dengan tempat tinggal kita bahkan sebaliknya justru datang dari lingkungan keluarga kita sendiri.
Menanamkan kesan positif pada seseorang itu penting dan kita mendapatkan imbalan setimpal dari apa yang orang lain/saudara, kerabat perbuat.
Semasa masih kuliah dulu di sebuah perguruan tinggi negeri di kawasan Rawamangun, ada tanggal dan hari khusus yang aku contreng di kalender tiap bulan berjalan.Â
Tanggal dan hari khusus itu adalah jam kosong perkuliahan sehingga hari itu aku gunakan untuk membantu kakak untuk membayar angsuran rumah KPR BTN di kawasan Depok dengan naik KRL. Sedangkan Bank BTN penyedia kredit tersebut terletak di Kota Bogor di sekitaran daerah Taman Topi. Karena dekat jaraknya cukup berjalan kaki ke lokasi bank tersebut dari Stasiun KA Bogor tanpa naik ojek atau angkutan umum.Â
Seingatku setidaknya hampir dua tahunan saya melakoni trayek KRL Stasiun Bogor - Stasiun Jakarta Kota PP. Selama dua tahun dalam perjalanan pulang pergi ada terbersit keinginan dan cita-cita tinggi mungkinkah memiliki rumah sendiri? di benakku kalau sekarang aku bolak balik Jakarta-Bogor, semoga saja kelak suatu saat bisa terwujud punya rumah sendiri.
Tanpa terasa waktu berlalu dorongan untuk memiliki rumah selepas kuliah keinginan itu semakin menggebu-gebu. Setiap hari Jum'at rasanya senang, gembira dan penuh harap membolak-balik halaman koran terbitan Ibu kota PK, selalu ada kolom iklan Perumahan yang diperjualbelikan.Â
Dari iklan yang satu ke iklan yang lain mata ini menatap nama perumahan, tipe rumah, ukuran, harga rumah, Lokasi dan tentunya uang muka / Down Payment (DP) yang dilihat.Â
Kejadian itu tidak cukup berlangsung satu minggu, dua minggu atau satu bulan namun berbulan-bulan. Di tahun itu, nilai 1 dollar US masih Rp. 1.200,- pendapatan sebagai honorer swasta paling tinggi Rp. 93.000,- per bulan.
Kalau ada pepatah "kesempatan hanya datang satu kali" percayailah itu bukan guyonan. Pada satu kesempatan datang pada dirimu segeralah ambil keputusan tak usah banyak pertimbangan untung ruginya.Â
Seperti biasa jum'at pagi kembali mata ini membaca iklan perumahan dan akhirnya memilih perumahan yang benar-benar sesuai dengan budget tidak kurang dan tidak lebih pas di kantong.Â
Nama perumahannya adalah Cikande Permai, Situ Terate Serang sebelah Barat Terminal Balaraja. Bayangkan perumahan yang sesuai budget jarak dengan tempat tinggal waktu itu adalah 80 Kilometer!
Keesok hari, Sabtu siang menuju ke lokasi perumahan di Situ Terate, di kantor pemasaran oleh petugas marketing diperlihatkan show unit apa yang tercantum di iklan sama persis, Berapa? DP per unit Rp. 150.000,- cicilan per bulan Rp. 80.000,- / bulan selama x tahun.Â
Berhubung harga hemat dan ekonomis maka kami bertiga saat itu masing-masing satu unit rumah KPR BTN. Setelah melengkapi berkas dan dokumen maka sesuai arahan pihak penjual dan Bank BTN urusan persayaratan dianggap komplet.Â
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu datang juga AKAD KREDIT. Rumah yang dipilih blok dan nomor sesuai keinginan dan sambil mengucap bismillah, assalammu'alaikum saya pun membuka pertama kali masuk ke rumah pribadi di usia 26 tahun.Â
Zaman sekarang, walaupun saat ini gempuran penjualan apartemen atas rumah tapak saling sikut-sikutan dengan fasilitas pembelian cash atau kredit dari bank-bank nasional, baik melalui pameran, door to door ke instansi/perusahaan baik yang akan dijual di kawasan Jakarta dan sekitarnya hendaklah yang perlu diperhatikan adalah masa yang paling mudah membeli properti adalah saat bujangan. Mengapa? Sebab pengelolaan keuangan andalah yang mengendalikan!
Tips apa yang ingin saya sampaikan pada pemirsa sekalian?
Pertama, mau punya rumah harus punya keinginan kuat dan fokus.Â
Kedua, pilihlah rumah pada saat keuangan masih belum mencukupi beli rumah impian namun pilih alternatif perumahan lainnya yang terjangkau.Â
Ketiga, tanggalkan bahwa jarak lokasi perumahan itu teramat jauh  dari tempat sekarang anda tinggal/bekerja.Â
Keempat, mungkin sekarang jarak itu jauh, namun 10-15 tahun mendatang nyatanya jarak semakin dekat.Â
Kelima, jangan tunda saat ada kesempatan apalagi masih status single.Â
Keenam, jika anda memilih jarak  perumahan itu jauh maka cobalah pindah kerja ke lokasi yang mendekati  perumahan tadi.Â
Ketujuh, menunda beli rumah berarti membiarkan orang lain mengambil hak anda atas pinjaman KPR BTN/Bank lainnya
Kedelapan, prinsip kuat punya dan beli rumah dulu, walau jarak jauh bukankah bisa di tengok saat weekend?
Kesembilan, menunda beli rumah berarti menunda kesuksesan anda pula.
Kesepuluh, RUMAHKU ADALAH SORGAKU!
Ingin punya "sorga" kan ?
Wallahu'alam bis'sawab (12/8/2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H