Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lulusan SMK di Simpang Jalan?

10 Agustus 2020   14:06 Diperbarui: 10 Agustus 2020   14:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LOMBA LKS SMK |Dokpri

Orientasi lulusan STM, SMK, SPG pada masa lalu menggunakan Kurikulum 1975 https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia.   Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan  agar pendidikan lebih efisien dan efektif. 

Inilah kekuatan  atau modal yang membawa satu kesimpulan di masyarakat bahwa lulusan sekolah dulu lebih berkualitas daripada lulusan sekolah sesudahnya. 

Disadari atau tidak ini menjadi catatan Kemendikbud, pada masa lalu guru tidak takut yang kini dikatakan yang oleh sebagian masyarakat di anggap guru melanggar Hak Azasi Manusia saat pembelajaran pada siswanya bila menggunakan sedikit saja tindakan    fisik. Orientasi sekolah kejuruan dulu adalah satu lulusannya cepat bekerja !

Berbeda dengan sekarang, Penyelenggara Pendidikan Kejuruan dibuat bingung oleh kebijakan Kemendikbud sendiri.Sejak tahun 2013 lulusan sekolah kejuruan boleh memilih tiga pilihan yaitu bisa bekerja, bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, dan Bisa berwirausaha. 

Motto SMK Bisa ! justru menjerumuskan peserta didik ! Penyusunan   Orientasi SMK Bisa menyebabkan lulusan SMK serba nanggung, Bekerja skill kurang sebab banyak SMK yang tidak punya bengkel Praktek Kejuruan. 

Contoh pada awal 1990-an Komputer menjadi barang mewah satu unit Personal Computer dipakai lebih dari 5-10 peserta didik sehingga program pengenalan Komputer saja sampai menggunakan beberapa shift sepulang sekolah. 

Mudahnya mendirikan SMK menyebabkan ada sebutan SMK IPS artinya pelajarannya SMK tapi tidak pernah praktek bayangkan apa jadinya kalau SMK Otomotif peserta didik tidak tahu mana karburator dan mana ECU.

Minat melanjutkan masuk Perguruan Tinggi namun, pelajaran yang di dapat tidak diarahkan untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Ini bebeda dengan Sekolah Menengah Atas yang memang lulusannya diarahkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. 

Nah, tujuan lulusan sekolah kejuruan katanya bisa berwirausaha, setuju saja dengan pendapat itu permasalahannya mereka bisa teori tanpa dibekali modal usaha adalah kurang fair. Jadi sebutan SMK Bisa itu amat meninabobo siswa yang belajar saat ini di sekolah-sekolah kejuruan di tanah air. 

Jadi kalau kebijakan Kemendikbud saja sudah galau maka jangan aneh kalau data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018 yang menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia sebesar 6,99 juta orang, atau 5,34 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 131,01 juta jiwa. 

Dari jumlah tersebut, lulusan SMK menganggur tercatat 11,24 persen, sementara lulusan SMA menganggur mengambil porsi 7,95 persen.  (cnnindonesia.com/ekonomi). Sungguh-sungguh lulusan SMK berada dipersimpangan jalan !

Wallahu'alam bis'sawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun