Ini Obrolan warga Bekasi di Warung Kopi  bikin kita yang mendengar terkadang berpikir  juga dan mengatakan "betul juga, masuk akal dan mengiyakan" gagasan dan ide yang dibicarakan tentang apapun juga kali ini ngomongin tentang Presiden dan Jabatannya yang menggiurkan tersebut. Sambil comot gorengan pisang dan secangkir kopi sebagai teman ngobrolnya  dan kepulan asap rokok yang hampir setengahnya di hiasp.                Â
Di awali dengan kalimat "Politik di Indonesia itu  memang aneh" bangsa ini mengaku sebagai bangsa yang sangat demokratis dan negara nomor 3 setelah India dan Amerika Serikat paling demokrasi di dunia namun dalam praktek kenegaraan banyak mengalami tambal sulam. Kalau di India walaupun banyak warga di sana yang masih pendapatannya di bawah rata-rata.
Namun Negara India mampu tampil sebagai salah satu negara Industri otomotif, banyak perusahaan-dan industry mobil di dunia mau bekerjasama dan mendirikan pabrik di India sebut saja Hyundai, Toyota, Renault dan sebagainya, Bahkan mobil2 yang di buat di sana di ekspor ke Indonesia. Mereka juga sudah memiliki mobil nasional lebih dari satu  merk dan salah satuyang terkenal  Merk Mobil Tata.Â
Motor Bajaj mirip Vespa, atau Bajaj yang beroperasi di jalan2 Ibukota kan dari India. Silahkan lihat Showroom Tata di kawasan Kramat Raya tak jauh dari turunan Flyover Kramat. Belum lagi bangsa India mumpuni menguasai teknologi nuklir sebagai alat bela diri kemanan India mengingat tidak semua negra di dunia ini mampu menguasai teknologi Nuklir.Â
Nuklir bisa juga digunakan untuk PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) buat kebutuhan listrik dan infustri. Tambah lagi  kemampuan mereka untuk mengekslplorasi ruang angkasa ke Bulan ke Planet Mars dll tak kalah hebat dengan bangsa2 barat yang telah terdahulu ekplorasi alam semesta dengan teknologi roket yang dikuasai.
Kalau kita bicara tentang AS mungkin beberapa buku dan artikel tidaklah cukup untuk membahasnya, lalu apa sih yang membuat mereka India dan AS hebat ? Jawabannya adalah Presiden dan PM mereka. Maksudnya begini kita pahami bahwa demokrasi adalah kekuasaan yang diperoleh dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat melalui instrument Pemilihan Umum. Pemenang Pemilu tentunya  berhak untuk memerintah negerinya.Â
Nah tampaknya Presiden-presiden AS dan PM India bekerja dengan sangat baik sehingga sebagai Presiden/PM selanjutnya tinggal meneruskan apa yang ada sebab sudah ada dasar atau pondasi untuk menjadi Negara maju. Peninggalan berupa karya dan program unggulan nan strategis yang sudah baik di buat lebih baik lagi, yang kurang baik diperbaiki lagi dan yang belum ada di buat sesuai target untuk membawa Negara mereka maju di dunia ini.
Lantas bagaimana dengan para Presiden Indonesia ? Kita mulai dengan Soekarno Presiden pertama sekaligus proklamator bangsa ini. Kehidupannya banyak habiskan waktu  dalam keadaan Negara masih di jajah, pergolakan politik polarisasi  antar warga Negara, hingga konflik dengan Negara tetangga dan lembaga internasional seperti PBB.Â
Pak Karno lebih banyak memperjuangkan dan membebaskan bangsa ini dari kolonialisme Belanda sehingga saat menjabat Presiden warna warni pergolakan politik terus menghantui jalannya pemerintahan Sukarno hingga lengser tahun 1966 melalui supersemar. Program kerja Presiden terhalang dengan hal2 politis ada  konflik dalam negeri menyisakan tugas yang tak tuntas. Kita akui tanpa jasa beliau dan tokoh2 nasionalis, agamanya dan lainnya sulit rasanya Indonesia merdeka.
Bagaimana dengan Suharto, terlepas mundurnya Presiden kedua itu dari jabatan presiden karena adanya reformasi 1998 dengan gerakan anti KKN banyak pencapaian yang diperoleh selagi berkuasa. Program Satelit SKSD Palapa, Swasembada Pangan yang di hadiahi penghargaan Internasional oleh FAO, Pembangunan SD Inpres adalah salah satu karya terbesar dengan pijakan rancang bangun REPELITA sebagai GBHN Pembangunan Nasional.
BJ Habibie meninggalkan karya monumental dengan mengembangkan Nurtanio sebagai basis industry pengembangan Industri Dirgantara. Masih ingat tahun 1985 diadakan IAS (Indonesia Air Show) di Lapangan Kemayoran Jakarta sebagai pameran kedirgantaraan internasional yang di adakan di Indonesia kala itu. Â Berlanjut ke era Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. Menjadi Presiden dengan Negara secara geografis luas dengan berbagai ragam bahasa, budaya dan keunikan lainnya katanya bukan pekerjaan mudah.