Prasasti Kaladi berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu.
Dyah Balitung merupakan raja yang memerintah Medang (Mataram Kuno) setelah Rakai Kayuwangi.
Prasasti ini menceriterakan tentang penetapan Desa Kaladi, Gayam, dan Pyapya, yang semuanya masuk wilayah (samgat) Bawa, menjadi sima atas permohonan Dapunta Suddhara dan Dapunta Dampi kepada Raja Rakai Watukura Dyah Balitung. Adapun sebabnya ialah karena semula ada hutan yang memisahkan desa-desa itu yang menyebabkan ketakutan.
Prasasti Kaladi berangka tahun 831 aka atau 909 M, dengan menggunakan aksara Kawi tipe standard dengan variasi serta menggunakan bahasa Jawa Kuno yang dituliskan dalam bentuk prosa.
Prasasti ini dipahatkan di atas tembaga (tamra prasasti) yang berjumlah 10 lempeng, akan tetapi yang 2 lempeng hilang, yaitu lempeng nomor 3 dan 5.
Sekarang yang 8 lempeng prasasti Kaladi disimpang di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E71.
Pya pya ~ desa Pepe (sedati)
Kapulungan ~ pulungan ( sedati )
Pagar ~ dsn pager ,sawotratap
Gayam Tbel
~ dsn Gayam, Ds Tebel buduran sda
Wedi ~ ketakutan
ada desa Wedi, dekat Betro
antara sawotratap dan pulungan sedati sidoarjo