Mohon tunggu...
Sudi Pratikno
Sudi Pratikno Mohon Tunggu... Penulis - Menghijaulah bersama tanah Indonesia

Kan ku dayung perahu kertasku sampai jauh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Toxic Attitude" dalam Diri Sendiri

28 Mei 2019   07:06 Diperbarui: 29 Mei 2019   06:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sisi lain dalam diri Naruto

Pernahkah kita berpikir bahwa di dalam diri kita sebenarnya ada dua pertentangan yang luar biasa, namun banyak orang yang tidak sadar tentang keberadaannya. Sadar atau tidak sadar, sengaja maupun tidak disengaja, terasa atau tidak terasa dua pertentangan tersebut akan selalu muncul sampai kita merebahkan badan di sebidang tanah kelak. 

Dua pertentangan tersebut adalah nafsu muthmainnah dan nafsu lawwamah. Meskipun terdapat beberapa jenis nafsu dalam diri manusia, namun yang sering dibahas dalam khalayak umum adalah kedua nafsu tersebut. 

Walaupun toh pengetahuan dan referensi yang cenderung masih terbatas, namun pembahasan ini mencoba meneropong dari sudut pandang implikasi bukan teoretis, karena sesuatu yang berimplikasi pada kehidupan nyata dan bersinggungan dengan banyak orang, akan cenderung otentik dan konkret yang nantinya dapat disangkutkan dengan teori yang ada. Baik, mari kita bahas secara ringkas tentang kedua nafsu tersebut.

Dalam dunia kartun, kita mengenal "Naruto". Serial ini muncul kurang lebih sudah hampir 13 tahun lamanya. Jika kita mengikuti serial Naruto Shippuden (Naruto Dewasa) dari episode awal hingga episode 500 (akhir), ada sebuah cerita yang dapat dianalogikan dengan adanya nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah ini, yakni pada episode 245. Di dalam episode tersebut, Naruto bertapa untuk melawan nafsu atau sifat jahatnya sendiri. Si Naruto melawan sisi lain dari dirinya.

Gambar 1. Sisi lain dari diri Naruto yang bersifat jahat. Sumber: http://samehadaku.tv
Gambar 1. Sisi lain dari diri Naruto yang bersifat jahat. Sumber: http://samehadaku.tv
Dalam episode tersebut tampak Naruto melawan dirinya yang jahat dengan sebuah pelukan sebagai "kawan". Tidak dengan kekerasan dan perlawanan. Tidak juga sampai melempar batu atau berbuat anarkis. Tetapi dengan kelembutan dan persuasi yang pelan. Lihat gambar berikut ini.

Gambar 2. Clue yang diberikan Naruto untuk melawan dirinya yang jahat. Sumber: http://samehadaku.tv
Gambar 2. Clue yang diberikan Naruto untuk melawan dirinya yang jahat. Sumber: http://samehadaku.tv
Perlu diingat bahwa ini bukan mengaitkan-ngaitkan atau melogikakan antara syariat islam dengan tokoh kartun. Namun lebih kepada analogi, ibarat, dan perumpamaan. Kartun Naruto kan berasal dari jepang, kemungkinan besar warga Jepang concern terhadap sikap, perilaku, dan etika yang baik. Oleh karena itu, kartun ini secara sengaja ternyata cocok dianalogikan dengan pembahasan pada topik kali ini.

Kembali pada gambar 2 tersebut, bahwa untuk melawan nafsu lawwamah itu bukan menggunakan kekerasan, kebrutalan, dan marah-marah, namun harus menggunakan cara yang halus dan sistematis, pelajarilah bagaimana nafsu ini sering mempengaruhi kita. 

Pelajari polanya, mungkin saat ada kotak amal lewat, kita sering berat untuk memasukkan uang kedalam kotak, atau saat ada sesuatu yang menarik syahwat, kita langsung terpicu. Memang tidak satu dua kali langsung berhasil, tapi harus berkali-kali untuk melawannya. Ikhtiar maksimal, berdoa, dan tawakkal. Dzikir 'alallah.

Bagi Anda yang mengikuti cerita Naruto, saya mengapresiasi Anda semua. Namun jangan hanya diliht saja, tapi pelajari apa nilai dibalik itu, seperti nilai semangat, nasionalisme, bahkan ada spiritualnya juga. 

Saya menyimpulkan bahwa "Nafsu lawwamah itu ibarat kyuubi berekor 6. Ia akan meledak-ledak disaat diri tak terkendali. Maka untuk melawannya, berubahlah ke sage mode (dzikrulloh), karena sage mode akan membawamu ke dalam bathin keheningan, bathin penuh tenang, dan nafsu jahat itu akan dapat kau jinakkan".

Nafsu lawwamah adalah nafsu yang cenderung mendorong manusia untuk berbuat hal-hal negatif. Amarah, dengki, benci, dan sifat-sifat buruk lainnya adalah pekerjaan dari nafsu lawwamah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun