Mohon tunggu...
Sudiarto Abram Simamora
Sudiarto Abram Simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Penganut Kristen Garis Lurus dan Juga Penikmat Nasi Goreng, gitoe saja!

| Sekalipun engkau todongkan pistolmu, aku akan tetap goreskan penaku. Aku tidak takut! | Keturunan Mix, Batak-Arab-Jawa | I'm not a great writer, just a loyal reader | Masih sama seperti dulu, suka pura-pura, tapi bisa diajak serius |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Kalangan Khusus) Sunggu Marpasang, Putra Tunggal Debataraja yang Terlupakan

2 Februari 2017   14:23 Diperbarui: 2 Februari 2017   14:49 4214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih dahulu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya karena artikel ini ditulis hanya untuk kalangan khusus. Khususnya untuk keturunan Batak dan lebih terkhusus lagi untuk keturunan marga Simamora. Namun penulis juga tidak menutup informasi kepada siapapun yang hendak belajar atau sekedar mengetahui sedikit atau banyak sejarah tentang Batak atau tentang hal-hal yang berhubungan dengan Batak.

Bukan kemauanku jika aku dilahirkan jadi anak tunggal, bahkan kalau mau jujur aku tidak perlu dilahirkan jika akhirnya namaku hanya untuk sebuah goresan usang namun diabaikan bahkan dianggap tidak berarti. Mungkin begitulah ungkapan Uppungta (Kakek moyang kita) Sunggu Marpasang jika saat ini beliau masih hidup di dunia ini.

Oh ya, perkenalkan…. Namaku Sudiarto Simamora Debataraja Sunggu Marpasang Babiat Naingol Sahala Datu, (hehehehhe… panjang amat ya). Saya adalah generasi ke-14 dari Toga Simamora (nomor 15 dari Toga Simamora). Penomoran silsilah adalah salah satu hal yang sangat penting untuk mengetahui panggilan kepada rekan yang semarga.

Bagi masyarakat Batak secara umum, mengetahui silsilah nenek moyangnya merupakan suatu keharusan yang selalu dipesankan kepada anak-anaknya. Banyak mengetahui tentang silsilah Batak akan dianggap sebagai sebuah kebanggaan tersendiri. Itulah sebabnya berlomba-lomba masyarakat Batak belajar dan mencari tahu sejarah dan silsilah kakek moyangnya masing-masing.

Sunggu Marpasang adalah keturunan ke-2 dari dari Toga Simamora setelah Debataraja. Memiliki 3 orang anak yaitu Raja Babiat Naingol, Raja Sampetua dan Raja Marbulang. Dididik sebagai putra tunggal oleh ayahandanya Debataraja, Sunggu Marpasang tentu diharapkan menjadi seorang lelaki yang gagah, perkasa dan penuh perjuangan mempertahankan tanah-tanah miliknya di daerah Tipang. Beliau juga dituntut untuk menjadi seorang yang mampu meneruskan pesan-pesan penting Debataraja kepada keturunan-ketururannya kelak. 

Tanggungjawab Sunggu Marpasang sangatlah berat. Beliau adalah satu-satunya wakil dari Debataraja apabila ada pertemuan-pertemuan penting dengan saudara-saudaranya di Tipang seperti Purba, Manalu, Silaban, Lumbantoruan, Hutasoit dan Nababan yang sudah memiliki keturunan lebih banyak. Singkat cerita, tuntutan tanggungjawab beliau menjadikannya menjadi sosok yang kuat dan perkasa. Terbukti juga bahwa ketiga putranya diberi nama depan Raja yakni Raja Babiat Naingol, Raja Sampetua, Raja Marbulang yang menjadi penerus marga Simamora sampai sekarang.

Perkembangan populasi di Tipang berdampak besar bagi keturunan Sunggu Marpasang. Daerah yang terbatas memaksa sebagian keturunannya terpencar kebeberapa lokasi bahkan daerah. Konon menurut beberapa sumber, perebutan lahan yang tidak jelas pembagiannya inilah dengan keturunan Toga Sihombing yang menjadi alasan keturunan-keturunan Sunggu Marpasang bergerak kebanyak daerah.

Literasi tentang Sunggu Marpasang sangat sulit untuk didapatkan. Bila dibandingkan dengan ketiga anak-anaknya bahkan ayahandanya Debataraja, catatan sejarah tentang Sunggu Marpasang sangat sedikit. Bahkan ketika saya mencari di pencarian google tentang Debataraja, maka yang paling banyak diterbitkan adalah ketiga anak beliau yaitu Babiat Naingol, Sampetua dan Marbulang. Padahal kalau kita bisa menduga-duga bahwa jasa beliaulah yang paling besar dalam mempertahankan eksistensi dari semua keturunan penerus marga Simamora. Ada hal-hal penting yang membuat penulis menerbitkan tulisan ini. Sebagai keturunan Debataraja, terkadang saya sedikit berkecil hati. Ada semacam ketidakadilan yang dilakukan oleh keturunan Debataraja kepada Ompu Sunggu Marpasang. Khususnya dalam menjelaskan silsilahnya. Tidak sedikit dari keturunan-keturunan Debataraja apabila ditanyakan marganya maka akan dengan cepat menjawab Simamora Debataraja Sampetua atau Simamora Debataraja Marbulang. 

Dimana Oppung kita yang satu lagi?? Bayangkan perasaannya jika beliau masih hidup. Dia benar-benar diabaikan, dia sudah dilupakan. Lebih menyakitkan lagi, saya sendiri kadang tidak habis berpikir mengapa bisa sampai terjadi. Bahkan disetiap kumpulan-kumpulan Debataraja tidak sedikit saya melihat poster-poster dan kalender-kalender menuliskan Perkumpulan Simamora Debataraja dengan menyertakan photo-photo makam atau tugu Babiat Naingol, Sampetua dan Marbulang dan tidak terlihat hal yang sama untuk Sunggu Marpasang. Bukankah Babiat Naingol, Sampetua dan Marbulang tidak akan pernah ada apabila ayahandanya tidak ada??. Oh…. Maafkan kami keturunanmu oppung.

Beberapa bulan yang lewat, tepatnya tanggal 28-30 Desember 2016 diadakan acara syukuran dan ulang tahun khusus keturunan Debataraja Babiat Naingol (tetap nama Sunggu Marpasang tidak tercantum) di Sibakko. Acara ini dihadiri oleh keturunan Babiat Naingol seluruh dunia. Menurut informasi yang saya dengar, acara ini sangat meriah. Acara-acara serupa juga pernah dilakukan khusus untuk keturunan Sampetua dan Marbulang. Bahkan tingkat yang lebih besar untuk seluruh keturunan Debataraja juga pernah dilakukan. Sangat miris, hal serupa tidak pernah dilakukan khusus untuk Ompu Sunggu Marpasang. Lagi-lagi keadilan untuk beliau diabaikan.

Artikel ini saya tulis dengan sangat emosional. Saya melihat bahwa ketidakadilan tidak hanya berlaku untuk yang hidup, tetapi juga untuk yang sudah tiada. Sayangnya ini dilakukan oleh keturunan-keturunannya sendiri. Sebagai bentuk rasa hormat dan kagum saya kepada Ompu Sunggu Marpasang, apabila Tuhan telah memberikan saya keturunan, maka untuk anak laki-laki akan saya tambahkan nama belakang Sunggu Marpasang sebelum Simamora. Saya secara pribadi mohon maaf apabila tulisan yang jauh dari sempurna ini menimbulkan ketidaknyamanan kepada siapapun. Akhir kata saya ucapkan HORAS!. SS 2/02/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun