Mohon tunggu...
Sudiarto Abram Simamora
Sudiarto Abram Simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Penganut Kristen Garis Lurus dan Juga Penikmat Nasi Goreng, gitoe saja!

| Sekalipun engkau todongkan pistolmu, aku akan tetap goreskan penaku. Aku tidak takut! | Keturunan Mix, Batak-Arab-Jawa | I'm not a great writer, just a loyal reader | Masih sama seperti dulu, suka pura-pura, tapi bisa diajak serius |

Selanjutnya

Tutup

Politik

‘ISIS’ Produk Gagal Amerika, Dari Teman Jadi Lawan

26 November 2015   16:35 Diperbarui: 26 November 2015   16:49 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Propaganda ISIS cepat menyebar ke publik oleh agen-agen Amerika, bukan oleh ISIS. Tujuannya Amerika adalah menarik simpatik umat Islam dunia dan berpartisipasi langsung dalam melawan Assad di Suriah. Rupanya sinyal yang dikirimkan agen-agen Amerika diterima berbeda oleh kelompok-kelompok Islam radikal di berbagai Negara.

Peran ganda Amerika di Suriah yaitu terlibat misi penyerangan ISIS ke Suriah ditanggapi oleh kelompok-kelompok radikal sebagai serangan mematikan kepada kelompok ISIS. Padahal yang sebenarnya adalah hanya cara Amerika menghilangkan keterlibatannya sebagai main power ISIS. Ini dapat dibuktikan dengan sikap Amerika yang terkesan tidak serius dalam menyerang ISIS. Bukti yang tidak terbantahkan lagi adanya korban dipihak ISIS dengan tattoo bendera Amerika dan juga tulisan-tulisan ‘US Army’ di tubuh korban.

Amerika benar-benar berada dipersimpangan jalan. Kelompok Islam radikal semakin membanjiri Suriah dan terlibat langsung dalam perang. Bukan hanya dari Negara-negara mayoritas Islam. Bahkan dari Eropa diperkirakan sekitar puluhan ribu orang telah bergabung di Suriah dan Irak mendukung ISIS. ISIS yang diharapkan Amerika mampu menggulingkan Bashar Al-Assad ternyata mempunyai misi yang berbeda dengan ISIS ala-Amerika. ISIS yang sekarang semakin kuat dan ganas melihat semua diluar mereka adalah musuhnya.

ISIS Terbelah Dua

Mungkin masyarakat dunia tidak pernah tahu bahwa ISIS itu sebenarnya terbelah dua. ISIS ala-Amerika adalah yang pertama sekali ada. Mereka dilatih dan dipersenjatai oleh Amerika. Kelompok ini yang awalnya diharapkan Amerika menjadi sebuah kekuatan menggulingkan Bashar Al-Assad di Suriah. Anggotanya tidak sedikit dari tentara bahkan orang Amerika. Kesepakatan Amerika dengan kelompok ini adalah Amerika akan mendukung Negara Islam Irak dan Suriah apabila mereka berhasil menggulingkan Assad dan bahkan menghilangkan pengaruh Rusia dan China di Suriah. ISIS kelompok kedua lahir akibat kesalahan Amerika.

Informasi yang disebar Amerika melalui media tentang ISIS benar-benar salah dicerna oleh kelompok-kelompok radikal. Kelompok ini justru melihat bahwa Amerika, Rusia bahkan siapa saja yang mencoba menghalangi misi mereka adalah musuh. Bukan hanya sampai disitu, kelompok ini bermaksud menjadikan Eropa sebagai lahan subur tempat mereka melakukan jihad.

ISIS ala-Amerika kalah jumlah dari ISIS kelompok kedua. Bahkan banyak ISIS ala-Amerika yang akhirnya bergabung dengan kelompok kedua. ISIS ala-Amerika ini masih tetap berusaha membela kepentingan Amerika di Timur Tengah termasuk juga kepentingan Israel. Namun kelompok ini semakin melemah karena mereka sering jadi korban penyerangan Amerika.

Rusia Sebenarnya Tahu…..

Intelijen Rusia sebenarnya sudah sejak lama mengetahui siapa dalang dibalik lahirnya ISIS. Tepatnya ketika Suriah mulai goyang. Agen-agen Rusia yang sengaja ditempatkan dibeberapa kota di Suriah mencium peran Amerika di Suriah. Namun awalnya Rusia tidak mengganggap itu sebagai ancaman serius. Rusia hanya berfokus pada dukungan pada Bashar Al-Assad, tanpa menghiraukan akan lahirnya kelompok yang sangat mematikan bahkan mengganggu keamaan global.

ISIS sudah menjadi ancaman global tidak hanya di Suriah dan Irak. Tetapi juga terhadap Negara-negara lainnya, termasuk main maker dan main power-nya yaitu Amerika Serikat. Ancaman-ancaman yang dikeluarkan ISIS bahkan sudah beberapa kali dipublish dan kita sudah sering mendengar langsung terror-teror yang mereka lakukan. Semoga dengan banyaknya peristiwa teror yang menghantui dunia ini, Amerika sebagai Negara Super Power, sang polisi dunia kita harapkan mampu mengubah international policy-nya sehingga tidak ada lagi politik balas dendam demi kepentingan kelompok atau negaranya yang mengorbankan banyak jiwa-jiwa yang tidak bersalah.

Ini hanyalah analisa saya pribadi berdasarkan apa yang saya baca, apa yang saya dengar dan apa yang saya lihat. Artikel ini saya tulis tidak ada maksud menyudutkan pihak, kelompok dan golongan tertentu. Salam Perdamaian! SS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun