Nabi Muhammad SAW mengajarkan istilah amal yang tidak terputus antara lain adalah doa anak saleh yang mendoakan orang tuanya. Kalau kita mendoakan leluhur kita berarti memberikan amal kebaikan kepada orang tua kita juga. Â Jadi pelestarian makam dalam bentuk memasang kijing atau nisan sebagai penanda dianggap sebagai bentuk penghormatan seperti halnya membersihkan makam dan lingkungannya. Makam yang bersih dan terawat akan mendorong hati untuk berziarah.
- Etika pemindahan makamÂ
   Adanya acara terbangan yang mengiringi prosesi pemindahan menunjukkan kearifan lokal, penghormatan kepada siapa yang dimakamkan tersebut.  Pada saat ini memindahkan makam  atau merawat makam merupakan suatu hal yang biasa dilakukan dengan alasan kepentingan umum. Namun demikian dalam kisah ini diceritakan dilakukan dengan sangat terhormat karena makam atau kuburan menurut pandangan Islam juga dihormati. Ada aturan atau etika saat masuk lingkungan pemakaman. Penamaan makam dengan nama Siterbang juga bagian kearifan masyarakat mewariskan pengetahuan kolektif ini kepada generasi penerus. Masyarakat sekarang bisa mengetahui bahwa para pendahulu melakukan doa bersama dan membaca shalawat Nabi agar proses ini diberikan berkah oleh Allah Yang Maha Kuasa.  Bilamana memindahkan makam orang yang sudah meninggal saja dihormati maka apalagi memindahkan tempat tinggal orang yang masih hidup, seharusnya dilakukan dengan baik. Untuk kepentingan umum, keberadaan  makam bisa dipertimbangkan untuk dipindahkan kalau memang tidak bisa dipertahankan.  Adapun yang penting semua memberikan keselamatan dan berkah  bagi generasi yang hidup maupun generasi yang sudah meninggal.
- Seni Tradisi Islam dan Pembacaan Shalawat Nabi
- Islam telah menjadi bagian utama atau pondasi kebudayaan Jawa. Ajaran agama dikembangkan melalui tradisi budaya masyarakat  hingga lapisan tingkat bawah. Seni tradisi ini yang bernafaskan agama ini menjelaskan bahwa masyarakat Wonosobo sudah memiliki kelekatan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pelestarian nilai-nilai perjuangan yang dibangkitkan oleh Pangerang Diponegoro salah satunya memiliki jejak di wilayah ini, pada kalangan masyarakat tersimpan dalam bentuk tradisi jaran kepang. Jaran kepang yang menggambarkan semangat patriotisme melawan penjajah. Juga tradisi terbangan yang mengajarkan mengenai pendidikan agama dalam bentuk seni.Â
- Keselamatan yang menjadi unsur dalam ajaran Islam melekat erat pada budaya yang mengutamakan “ selamat dan keberkahan “ . Istilah slametan sebagai aktivitas berdoa bersama dan bersedekah yang membawa keberkahan menjadi idiom umum masyarakat. Hampir semua peristiwa besar ditandai dengan acara slametan terlebih dahulu agar bisa berlangsung dengan selamat. Pada acara ini doa utama selalu dipanjatkan dengan dibuka shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sekalipun masyarakat Jawa pada masa itu belum sepenuh mengamalkan syariat Islam namun secara kebudayaan telah mengenal prinsip keselamatan. Salah satu cara mendapat keselamatan adalah membaca Shalawat kepada Nabi yang diajarkan dalam Al Qur’an.
- Â Â
- Ajaran Tentang Tata Ruang Hijau
- Keberadaan makam dalam konteks pengetahuan kota modern berkaitan erat dengan lingkungan hijau yang menjadi ruang untuk serapan air hujan. Makam menjadi alternatif taman kota yang fungsional sebagai ruang terbuka hijau. Adanya pohon-pohon yang rindang, taman bunga dan ekologi bagi satwa merupakan benda yang mahal bagi kota modern. Tidak sedikit generasi sekarang sudah tidak mengenal tanaman Kumis Kucing, Putri Malu dan sebagainya yang ternyata memiliki khasiat sebagai obat-obatan. Suara jengkerik di malam hari atau  orchestra garengpung penghujung musim kemarau mulai jarang terdengar.  Â
- Makam Siterbang menjadi monumen hijau kota Wonosobo yang mengingatkan bahwa lingkungan hijau harus dperhatikan. Jangan salah monumen bukan hanya bangunan fisik namun taman atau ruang terbuka bisa juga menjadi monument. Prinsip monument adalah suatu benda atau tempat yang memberikan kenangan atau edukasi bagi warga. Pembangunan fisik jangan dilakukan semena mena dengan menghilangkan ruang hijau seperti makam ini. Seharusnya dipertahankan sehingga menjadi katup pengaman jaringan hijau kota untuk mensuplai oksigen dan pengendali temperatur lingkungan.
- Wonosobo sebagai kota yang dikenal sebagai kota sejuk barangkali sudah tidak terlalu sejuk lagi. Penyebabnya menghilangnya lingkungan hijau. Dahulu kalau kita berziarah di Makam Siterbang memandang ke timur nampak persawahan dan bukit-bukit hijau di kaki gunung Sindoro dan Sumbing. Sekarang sepanjang mata memandang adalah perumahan.
- Mengingat Kematian dan Hubungan baik dengan Sesama  Â
Kematian adalah gerbang hidup abadi, maka kehidupan ini dipersiapkan sebaik baiknya untuk memasuki keabadian yang sesungguhnya. Dalam kehidupan dikenal dengan hablum minallah dan hablum minnas yaitu berhubungan dengan Allah dengan menjalan ibadah serta berhubungan dengan masyarakat. Banyak ajaran agama yang menekankan pentingnya menjalin hubungan dengan sesama sama pentingnya menjalin hubungan dengan Tuhan. Pentingnya berhubungan baik dengan sesama ini banyak ditekankan sebagai bagian dari kesalehan sosial yang sangat penting. Juga hubungan dengan lingkungan alam yang mungkin sering diabaikan menjadi perhatian Nabi dalam membentuk ahlak muslim.
Bagaimana krisis kota modern saat ini berkaitan dengan adab, etika dan hubungan sesama warga kota yang disebut “ budaya urban “. Pada budaya urban yang baik, hubungan sesame warga berlangsung baik yang direalisasikan dalam guyub rukun, kekeluargaan, gotong royong, toleransi dan menjunjung nilai-nilai keadilan.  Bukankah orang mati juga tidak bisa berangkat makam sendirian, perlu ada orang mengangkat jenazahnya, memandikan atau hal hal yang harus dilakukan orang lain. Tidak hanya orang lain  namun juga tetangga dan masyarakat sekitar. Melalui keberadaan makam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari permukiman di Indonesia, masyarakat bisa belajar banyak mengenai budaya urban.Â
   Demikian sekelumit kisah asal muasal Makam Siterbang yang menandai perjalanan sejarah lokal kota Wonosobo. Semoga melengkapi sejarah lokal kota Wonosobo. Kearifan budaya berkota masyarakat Wonsosobo pada masa lalu menjadi pelajaran bagi warga kota maupun para pengambil kebijakan kota. Lebih penting dari itu pengenalan terhadap sejarah serta tempat tempat yang memiliki sejarah membawa inspirasi dan pembentukan identitas budaya kota. Â
Penulis :
- Sudarmawan Juwono- Dosen & Peneliti arsitektur kota dan peminat sejarah lokal NusantaraÂ
- Budyo Darmono - Pensiunan Pos dan peminat sejarah kota Wonosobo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI