Mohon tunggu...
Sudarmawan Yuwono
Sudarmawan Yuwono Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Arsitektur

Membaca, menggambar, meneliti budaya, sejarah, arsitektur kota.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Sungkeman Tradisi Lebaran

25 April 2023   13:29 Diperbarui: 25 April 2023   14:06 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Nilai nilai Kebaktian Pada Orang Tua 

Ajaran Islam memiliki konsep penghormatan sedemikian tinggi pada orang tua. Hadits Nabi yang menyebut surga di bawah telapak kaki ibu menunjukkan hal itu. Penghormatan kepada orang tua disandingkan dengan ketaatan pada Tuhan. 

Berbakti kepada orang tua menjadi kewajiban dasar setiap muslim yang taat pada Tuhan dan Rasullulah. Berbakti kepada orang tua menjadi sendi etika kemanusiaan yang tertinggi. Berbagai kisah dalam Al Qur'an seperti Lukman, Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim memperlihatkan betapa Islam sangat menjunjung tinggi nilai nilai tersebut. 

Berbakti orang tua melampaui batas perbedaan keyakinan, seperti Ibrahim dengan bapaknya yang merupakan penyembah berhala. Berbeda keyakinan tidak menghapus kewajiban berbakti kepada orang tua. 

Budaya Nusantara mengutamakan kewajiban berbakti kepada orang tua. Langit dianggap sebagai Bapak atau dalam bahasa Jawa disebut Bapa Akasa, sedangkan Ibu adalah Bumi. Keduanya adalah dua kekuatan yang membentuk peradaban manusia. Tindakan menyakiti hati atau mengabaikan keduanya dianggap sebagai kedurhakaan. 

 Tahun 2021, penulis mengunjungi Kelenteng Talang di kota Cirebon. Pengurus Kelenteng dengan penuh semangat menceritakan bagaimana ajaran Kong Hu Cu menempatkan penghormatan orang tua sebagai nilai kebajikan yang sangat tinggi.  Beliau mengatakan bahwa  ajaran Kong Hu Cu ini sama dengan ajaran dalam agama Islam. Jadi penghormatan kepada orang tua memiliki nilai nilai universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun