Tahap mencetuskan gagasan telah dimulai, dengan keberanian merealisasikan.  Kesulitan pertama yang biasa terjadi yaitu menyakinkan seluruh stake holder desa sudah terlampaui. Kendati demikian ini belum selesai. Persoalan utamanya kata bang Sopyan adalah merumuskan ide ide yang relevan, sehingga nilai obyek menarik untuk dikunjungi serta terus tumbuh berkembang.  Membuka diri pada ide ide adalah prasyarat utama untuk mendapatkan  desain taman yang terbaik dengan  the best choice of ideas.
    Selanjutnya adalah pengembangan untuk menciptakan obyek rekreasi yang atraktif dan edukatif. Nilai atraktif saja tidak cukup kuat untuk mengundang, namun nilai edukatif perlu dijadikan daya tarik. Istilah Lumbung dipilih sebagai nama berangkat dari pemikiran untuk mengedukasi warga tentang pertanian. Anak anak muda sekarang boleh jadi asing dengan berbagai alat pertanian. Melalui taman ini, diharapkan adanya penguatan collective memory masyarakat tentang posisi strategis Bekasi dalam menunjang ketahanan pangan nasional.
   Srijaya, yang berarti kemenangan yang indah adalah konsep tentang kearifan lokal kesejahteraan. Apalagi kata Sri diasosiasikan dengan Dewi Padi dalam mitos Sunda Jawa. Ketersediaan pangan yang disimbolkan dengan padi ada di lumbung adalah kearifan lokal budaya Jawa Barat. Keindahan disebutkan mendampingi kejayaan adalah sebuah faktor kompetitif yang tidak asal tumbuh melainkan dengan konsep berkelanjutan. Konsep berkelanjutan yang bertumpu pada keadilan, ekonomi dan lingkungan adalah komposisi keindahan yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H