Pertemuan dengan keluarga Ebiet G. Ade memang tak disengaja dan tidak pernah aku bayangnya sebelumnya. Karena kehendak Allah Yang Maha Rahman dan Rahim jua mempertemukan aku dengan salah seorang idolanya yang sedikit banyak telah memberikan pengaruh dalam syair. Pada Malam Anugerah Lingkungan yang digelar di Auditorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saya ada kesempatan bertemu dengannya.
Tentu saja, aku merasa senang sekali. Sejak tahun tahun 70-an jadi penggemarnya, tapi di tahun 2017 bisa duduk bersama dalam Silaturrahmi Exclusive dengan keluarga Ebiet G. Ade.
Pingin rasanya perjalanan ini kuceritkan pada kawan-kawan lama sekampung yang dulu belajar gitar bersama. Sayangnya mereka tidak duduk di sampingku, sehingga banyak cerita di ibu kota yang mestinya bisa disaksikan tetapi hanya didengarnya. Teringat olehku teman-temanku di Sebaung Gending yang jika pegang gitar dan cara metiknya bergaya kayak Ebiet G. Ade.
Sungguh terasa sangat menyedihkan olehku karena sampai sekarang aku tidak bisa bermain gitar sambil bernyanyi kayak Ebiet G. Ade. Hal ini ketika aku sampai di laut pernah kukabarkan semuanya kepada karang, kepada ombak, dan kepada matahari tetapi semuanya diam dan membisu sehingga tinggal aku sendiri terpaku menatap langit. Kemudian aku mencoba bertanya pada rumput yang bergoyang, tapi sayangnya rumpt-rumput itu tetap asyik dengan goyangnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H