Mohon tunggu...
SUDARMANTO
SUDARMANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 7 Probolinggo

Merenung sejenak dan sanggup mempertalikan hati dengan alam itu lebih baik dari 1000 tahun hanya untuk mengumpulkan kuliyah dan hujjah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sholat Jum'at di Masjid Moulana Muhamed Ali Singapura

2 April 2023   00:56 Diperbarui: 2 April 2023   01:05 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu sudah menunjukkan waktu untuk mendirikan Sholat Jum'at bagi umat Islam di Singapura. Cuacanya lumayan panas yang kurasakan. Akupun segera mencari tau dimana ada masjid terdekat dari Marlion Park karena saat itu aku sedang menikmati keindahan patung yang berkepala singa dengan badan seperti ikan yang ketinggiannya mencapai 8,6 meter. Setelah aku buka Google Maps aku diarahkan untuk menuju Masjid Moulana Muhamed Ali dan aku segera mencari tau keberadaannya.

  

Selang beberapa lama kutemukan masjid itu berada diantara gedung-gedung  tinggi. Setelah melalui antrian aku masuk ke dalamnya, jama'ah sudah penuh sehingga aku kebagian shaf di belakang. Kulihat di dinding ada beberapa tulisan pengumuman yang berbahasa Inggris, seperti: jadwal sholat, jadwal khotib, jadwal berbuka, perintah supaya mematiakan atau men--silent handphone, serta larangan makan dan tidur di dalam masjid.

Masjid itu memang tak seluas Masjid Agung yang ada di kotaku, yaitu Kota Probolinggo akan tetapi kebersihannya sejak dari toilet hingga ruangan utama masjid sungguh luar biasa, bersih dan memberikan kesan kenyamanan bagi jama'ah yang datang.   

Di dalam masjid sebelum memasuki ruangan utama disediakan minyak wangi gratis yang diletakkan di meja untuk jama'ah. Meskipun aku sendiri sudah membawa minyak Ameer al-Qudh made in Saudi Arabia itu aku mengambil salah satu minyak yang tersedia untuk kuoleskan pada bajuku, selain dari mengamalkan Sunnah Rasul juga aku pingin merasakan parfum Singapura.     

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Setelah menunaikan Sholat Tahiyyah al-Masjid sebagai penghormatan, aku duduk i'tikaf bersama jama'ah yang lain untuk mengikuti seremonial selanjutnya. Sebelum pelaksanaan khutbah, jama'ah dipandu seorang bilal membaca do'a-do'a keselamatan untuk dirinya beserta keluarganya baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.   

Aku mengikuti khutbah di Masjid Moulana Muhamed Ali yang menggunakan bahasa Arab itu hingga selesai. Rasanya di masjid ini aku mendengarkan khutbah terpendek, sang khotib berkhutbah dengan bahasa Arab sangat singkat hanya berisi sesuai rukun khutbah, yaitu memuji Allah 'Azza wa Jalla, shalawat Nabi, nasihat takwa, ayat Al-Qur'an, dan diakhiri dengan do'a mohon keberkahan kepada Allah SWT.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Khutbah yang singkat ini sebagai pilihan imam, mungkin sangat cocok mengingat Singapura merupakan sebuah negara dari lima negara tersibuk di dunia. Terlebih bagiku saat itu, karena waktu itu yang diijinkan masuk hanya jama'ah laki-laki sehingga istriku harus menunggu di luar. Bagi wanita diijinkan masuk untuk menunaikan Shalat Dhuhur setelah pelaksanaan Shalat Jum'at selesai.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun