Mohon tunggu...
Sudarman SP
Sudarman SP Mohon Tunggu... Editor - Editor dan Aktivis Muda Muhammadiyah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sayur Sehat Muhammadiyah Jadi Solusi Atasi Masalah Ekonomi Petani

9 Juni 2024   13:54 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - Acara Gebyar Panen Raya Sayur Sehat mendapat sambutan hangat dari para petani. Program Sayur Sehat Muhammadiyah (SSM) menjadi harapan baru bagi mereka dalam memperbaiki kehidupan ekonomi. Para petani antusias untuk terlibat langsung dalam program kolaborasi yang dijalankan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lembaga Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LP-UMKM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat.

MPM bersama LP-UMKM PWM Jabar menggelar Gebyar Panen Raya Sayur Sehat selama dua hari, Jumat-Sabtu (07-08/06/2024), di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada hari pertama diadakan acara 'Balakecrakan', sebuah obrolan antara para petani dengan pengurus MPM serta LP-UMKM tingkat pusat dan wilayah.

Pada hari kedua, diadakan panen raya yang dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad, Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan, Ketua MPM PP Muhammadiyah Nurul Yamin, Ketua LP-UMKM PP Muhammadiyah Toni Firmansyah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendarsyah, TNI/Polri, Forkopimcam Pangalengan, serta unsur Muhammadiyah dari tingkat pusat, wilayah, cabang, dan ranting.

Para petani antusias mengikuti kegiatan tersebut. Agus (51) berharap Sayur Sehat Muhammadiyah bisa menjawab persoalan klasik yang dialami oleh para petani, seperti ketersediaan benih, obat, dan pupuk. Biaya produksi yang mahal serta harga sayuran yang tidak stabil menjadi kendala utama. "Masalah petani adalah biaya tani yang mahal dan harga jual sayur yang murah. Persoalan seperti itu terus berlangsung. Kadang-kadang ketika petani butuh barang kebutuhan pertanian, barangnya susah dan mahal," keluh Agus.

Petani dari Kampung Dangdang, Pulosari, Pangalengan ini berharap ada upaya untuk menjaga ketersediaan barang kebutuhan pertanian serta menjaga harga sayuran agar tidak jatuh setiap kali panen. "Kami sering mendengar alasan harga sayuran jatuh setiap panen. Barang yang banyak berbanding dengan kebutuhan atau teori lainnya. Entahlah, yang pasti tak berselang lama dari panen, harga sayuran kembali normal bahkan naik," ujarnya.

Permainan harga sayuran sudah berlangsung lama. Menurut Agus, hal ini terjadi karena proses penjualan yang masih bergantung pada bandar. Agus berharap Muhammadiyah bisa membuka pasar baru agar petani tidak hanya menjual pada satu sumber. Agus telah 20 tahun menjadi petani, dari menggarap lahan sendiri hingga bertani bersama kelompok lain mengolah lahan sewa. Dari hasil kerjanya, Agus mampu membiayai kebutuhan keluarga, bahkan salah satu anaknya kuliah di Universitas Muhammadiyah Bandung.

Hal serupa juga disampaikan oleh Upep Mulyana, seorang petani dari Kecamatan Kertasari. Upep berharap program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh LP-UMKM dan MPM PWM Jabar dapat mengatasi persoalan permodalan dan tengkulak. "Alhamdulillah, semoga bisa bersinergi dengan petani. Muhammadiyah mengembangkan pertanian sehat, baik dari segi finansial, produk, maupun pemasarannya," ujar pengurus Muhammadiyah Kertasari ini.

Upep, yang sudah puluhan tahun bertani kentang, menilai pentingnya program Sayur Sehat Muhammadiyah untuk berkembang ke daerah lainnya. Menurut Upep, pertanian berkemajuan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah permodalan dan tengkulak serta pengembangan. 

"Bagaimana program ini bisa juga menghasilkan bibit unggul, pupuk, dan obat yang tidak menimbulkan kontaminasi. Saya pikir para petani bisa lebih berdaya jika dilibatkan dari pembibitan hingga pemasaran," ujarnya. Pada acara Gebyar Panen Raya Sayur Sehat tersebut juga digelar deklarasi Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), soft launching greenharvest.id, dan program Tani Bangkit.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun