Suara rakyat adalah suara Tuhan. Maka terkutuklah mereka yg membawa nama rakyat dan berpikir dirinya lebih digdaya dari Tuhan. Rakyat kembali mau diakali dan dirampas hak memilih pelayannya (yg akan dibekali kekuasaan) dalam menata negara. Hendak dirampok dan pindah ke tangan mereka. Kemudian mereka siap buka toko. Ya untuk berdagang kekuasaan. Karena ideologi mereka berkuasa identik dengan memiliki akses ke sumber duit. Â Yg datang membeli tentunya harus bayar dan tunduk pada penjual kuasa itu. Karena ini bukan beli putus. Masih ada kontrak service pasca deal.. Maka bertambahlah kas partai, bertambah pula kekuasan penguasa partai, hingga menjadi manusia setengah dewa. Karena kepala daerah akan tunduk pada partai. Dan yg lucu mereka bilang ini adalah demi rakyat. Mereka juga bilang dengan cara ini akan lebih irit. Aneh! Yg suruh boros itu siapa? Toh banyak kepala daerah terpilih tidak menghabiskan banyak duit, tapi karena rekam jejak dan kinerja yg baik. Akal bulus ini jelas berbau amis dan busuk. Dipikir jaman apa sekarang? Masih yakin anda berhasil mengakali rakyat?
Dari sisi lain seharusnya rakyat perlu mengucapkan terimakasih kepada para politisi busuk itu. Karena tindak tanduk merekalah telah semakin membangkitkan kesadaran politik masyarakat.
Haha.. terus, teruskan saja. Dan kita lihat siapa yg akan pilih anda pada saat pemilihan berikutnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H