Mohon tunggu...
Suci wulan
Suci wulan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kritis dalam Menemukan Teori Baru

2 Maret 2019   13:09 Diperbarui: 2 Maret 2019   13:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Madzhab Alternatif Kritis, dalam sejarah pemikiran ekonomi yang tertulis ialah madzhab yang membahas tentang ekonomi, yang bertujuan untuk mengkritik, dan mengoreksi madzhab ekonomi sebelumnya, yang dipandang belum bisa memecahkan kurun permasalahan ekonomi konvensional maupun ekonomi islam.

Tokoh madzhab ini ialah Timur Kuran, Jomo, Muhammad Arif, dan lain-lain. mereka mengkritik kedua madzhab sebelumnya. Madzhab pertama dikritik sebagai madzhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru, yang pada aslinya sudah ditemukan oleh orang lain. Mereka menghancurkan teori lama, untuk kemudian menggantinya dengan teori baru yang sebagian telah ditemukan. Adapun madzhab kedua dikritik sebagai plagiat dari ekonomi konvensional dengan mencoba menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat serta niat. Sesuai dengan namanya ialah madzhab kritis maka nada kritis merupakan ciri khas madzhab ini. (Rianto,2017:36)

Madzhab ini adalah madzhab yang kritis. Mereka berpendapat bahwa analisa kritis tidak hanya dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga bisa dilakukan pada ekonomi islam. Mereka yakin bahwa islam pasti benar, tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena ekonomi islam adalah hasil pemikiran manusia yang berkaca pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga nilai kebenarannya tidak tetap. Menurut mereka, pemikiran dan teori yang diajukan oleh ekonomi islam harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.(Wibowo,2013:66)

Madzhab alternatif kritis senantiasa mengajak umat islam untuk bersikap kritis tidak hanya terhadap kapitalisme dan sosialisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam yang saat ini tumbuh dilingkungan masyarakat. pada pemikiran madzhab Baqir as-Sadr mereka mengkritik bahwa langkah mereka seringkali tidak memuat, sebab mereka berusaha menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan orang lain, memperbarui teori lama dengan teori baru.

Pemikiran tentang ekonomi islam saat i ni telah berkembang pesat, sejalan dengan upaya untuk penerapannya. Zarqa (1992) telah membagi kontribusi pemikiran ekonomi islam yang berkembang saat ini ke dalam 7 kategori, yaitu:

Pertama, mereka yang banyak menyumbang pemikiran dalam aspek para ahli sistem ekonomi islam, menemukan prinsip-prinsip baru dalam sistem tersebut, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan modern mengenai sistem tersebut. Termasuk dalam kategori ini yaitu para ahli syari'ah (fuqaha / juruts)

Kedua, penemuan dugaan-dugaan dan pernyataan-pernyataan positif dalam al-Qur'an dan as-Sunnah yang bersangkut pada ilmu ekonomi. Contoh kategori ini yaitu konsepsi ekonomi islam mengenai pasar (yang diderivasi dari konsep syari'ah), mengajukan dugaan adanya ketimpangan informasi antara pembeli dan penjual. Konsep ini berbeda dengan model pasar persaingan sempurna dalam ekonomi konvensional (klasik) yang secara eksplisit mengasumsikan semua pelaku pasar memiliki informasi yang sempurna, yaitu benar dan lengkap, yang tersedia secara bebas. Karya Munawar Iqbal (1992) mengenai organisasi produksi dan teori perilaku perusahaan dalam perspektif islam merupakan contoh kategori ini.

Ketiga, terdapatnya pernyataan ekonomi positif yang dibuat oleh para ahli ekonomi islam, seperti banyak terdapat dalam karya Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun telah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menurunnya masyarakat dalam bukunya yaitu muqadimah. Contoh lainnya adalah karya al-Maqrizi mengenai penyebab dan dampak inflasi terhadap perekenomian.

Keempat, analisis ekonomi dalam bagian ssitem ekonomi islam mengenai kehidupan ekonomi. Kontributor utama kategori ini antara lain para ahli ekonomi konvensional yang sekaligus menguasai ilmu syari'ah, dan umumnya mereka banyak ahli ekonomi non muslim yang mengkaji secara serius ekonomi islam, misalnya Badal Mukerji dalam karyanya A Micro model of the Islamic Tax System.

Kelima, yaitu orang yang mempunyai kompetensi ilmu shariah dan memahami ilmu ekonomi bisnis. Pakar tipe pertama ini diprediksi akan memberikan sumbangan dalam ranah normatif dengan mencari prinsip-prinsip shariah islam dalam ekonomi bisnis. Kontribusi itu diharapkan berupa pikiran yang praktis yang bisa menjawab semua problematika yang hadir dalam ekonomi islam.

Keenam, kedua orang yang paham ilmu ekonomi bisnis yang paham syariah. Hal ini diprediksi bisa memberikan masukan berupa analisis ilmu ekonomi terhadap pelaksanaan normatif dari ekonomi islam.

Ketujuh, adalah orang yang sama-sama paham antara ilmu ekonomi bisnis dan ilmu shariah. Hal inilah yang bagus untuk mengelola bisnis shariah. Namun sangat jarang sekali orang yang bisa memenuhi kualifikasi seperti hal ini.

Sementara itu madzhab Alternatif yang dimentori oleh Prof. Timur Kuran (Ketua pada Jurusan Ekonomi pada University of Southern California), Prof. Jomo dan Prof. Muhammad Arif, memandang pemikiran madzhab Baqir Sadr berusaha membongkar dan menemukan paradigma ekonomi islam yang baru dengan meninggalkan paradigma ekonomi konvensional, tapi banyak kelemahannya, sedangkan madzhab mainstream merupakan wajah baru dari pandangan Neo-Klasik dengan menghilangkan unsur bunga dan menambahkan zakat. Selanjutnya madzhab ini menawarkan suatu kontribusi dengan memberikan analisis kritis tentang ilmu ekonomi bukan hanya pada pandangan kapitalisme dan sosialisme (yang merupakan representasi wajah ekonomi konvensional), melainkan juga melakukan kritik terhadap perkembangan wacana ekonomi islam.(Abidin,Tanpa Tahun:268)

Menurut analisis kritis bukan saja terhadap sosialisme dan kapitalisme tetapi juga pada konsep ekonomi islam. Diyakini bahwa islam pasti benar, dan seandainya benar maka kebenaran itu tidak bersifat tetap. Semua proposisi kebenaran yang diajukan oleh ekonomi islam juga harus diuji kebenarannya, ini merupakan sebuah tradisi ilmiah yang akan diuji sejauh mana tingkat validitas dari sebuah konsep ekonomi islam. Tentunya bagi sebuah kritis maka nada kritis harus ditakar dengan seksama dan proporsional.

Tokoh Madzhab Alternatif Kritis

1. Timur Kuran

Timur kuran lahir pada tahun 1954 di New York. Timur Kuran memperoleh pendidikan menengah di turki, lulus di Universitas Robert di Istanbul pada tahun 1973, kemudian ia belajar ekonomi di Princeton University, sampai akhirnya ia di wisuda dengan prestasi sebagai mahasiswa terbaik di angkatannya pada tahun 1977. Lalu ia melanjutkan belajarnya di Stanford Univercity untuk memperoleh gelar doctor di bidang ekonomi. Timur kuran telah banyak menulis tentang evolusi profesional dan lembaga, dengan kontribusi untuk mempelajari proferensi tersembunyi, ketidakpastian revolusi sosial, dinamika konflik etnis, persepsi diskriminasi, kebohongan publik. Kuran juga menulis tentang islam dan timur tengah. Dengan fokus awal pada kontemporer untuk merestrukturisasi ekonomi menurut ajaran islam. Beberapa esainya tentang topik ini termasuk dalam islam dan mammon: tehe Predicament Ekonomi Islamisme (Priceton University Press) yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Turki dan Arab. Sejak pertengahan 1990-an ia telah mengalihkan perhatiannya untuk teka-teki Timur Tengah, yang pernah memiliki standar hidup yang tinggi dengan standar global, kemudian tertinggal di berbagai bidang, termasuk produksi ekonomi, kemampuan organisasi, kreativitas teknologi, demokratisasi dan kekuatan militer.

2. Jumo. Yale, Cambridge, Harvard, Malaya

3. Muhammad Arif

Namun sebagai sebuah kawasan dimuka sebuah keilmuan termasuk ekonomi islam maka posisi yang tepat adalah madzhab alternatif kritis. Seharusnya melakukan elaborasi harus dibarengi dengan nada kritis untuk selalu melakukan koreksi. alat kritis itu tentunya dengan penelitian sebagai salah satu tri darma perguruan tinggi. Terlepas dari posisi apapun sebenarnya harus memfokuskan pikirannya untuk mengembangkan sebuah tradisi pemikiran termasuk dalam sistem ekonomi islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun