Mohon tunggu...
Suci Wulandari
Suci Wulandari Mohon Tunggu... lainnya -

menuju pelajar yang kritis :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apakah Aku Benar-Benar "Salah"?

16 Mei 2012   12:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang tadi aku menerima sms dari salah satu temanku yang isinya, dia ngundang pengurus OSIS untuk datang ke rumahnya. Ada acara makan-makan gitulah. Ya, karena aku tau kalo berurusan dengan OSIS sekolahku itu agak sedikit runyam, jadi yaaa, aku agak sedikit mengabaikan ajakan itu.

Lalu, sejenak sebelum pelajaran tambahan dimulai, beberapa temanku bertanya, "Suci, ikut pergi dak ke rumah S?". Refleknya, aku jawab "Ndak lah kayaknya". Trus aku bertanya gini, "Emang apa manfaatnya aku ikut?". Mendadak temanku menjawab dengan nada yang rada-rada tinggi, "Yaampun ci, mau silahturahmi aja pake nanya apa manfaatnya?". "Kalo kita ngerjain sesuatu kan harus tau apa manfaatnya, supaya waktu ga kebuang sia-sia" kataku. "Nah coba sekarang, kalo suci silahturahmi dengan keluarga suci, apa suci nanya juga apa manfaatnya?" sambung mereka. Aku diam, dan terus menyangkal, "tapi kan masalahnya beda, ini kan temen bukan keluarga!". "Trus kalo misalnya suci ngundang kami, dan kami bilang apa yang suci katakan barusan, gimana perasaan suci??". Aku terpojok. Diam. Tetapi tetap menyangkal. Akhirnya aku bilang aja "Yaudah, insya Allah aku dateng" ujarku masam.

Sebetulnya, bukannya aku tidak mau menjalin tali silahturahmi, tapi sekarang tu keadaannya berbeda. Aku sangat paham dengan Organisasi itu, maksudnya paham terhadap bagaimana orang-orangnya. Kalo sudah ngumpul-ngumpul gitu, paling buat beberapa kelompok lagi. Jadi ga nyatu. Jadi berpulau-pulau. Dan mereka punya urusan masing-masing. Apakah ini yang dinamakan silahturahmi?

Lalu dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk menitik beratkan keputusan untuk tidak pergi. Berhubung lagi banyak kerjaan dirumah. Trus juga harus banyak-banyak belajar. Karena aku sadar, aku sudah banyak buang-buang waktu yang begitu berharga bagi masa depanku.

Tapi apakah aku sangat salah dalam hal ini? Apakah aku egois? Ya aku akui kalo aku memang memiliki sifat itu. Dan aku masih bingung apa yang harus aku lakukan. Takut mereka kecewa, tapi aku juga harus menyelesaikan semua urusanku. waduuuuh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun