Suci Say'sah
Universitas Padjadjaran (UNPAD) menjadi tuan rumah di ajang perlombaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 tahun 2023. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 25 November - 1 Desember 2023 berlangsung dengan meriah.
Unpad dalam persiapannya juga telah memaksimalkan persiapan agar penyelenggaraan acara dari setiap lokasi lomba berjalan dengan baik dan lancar. Salah satunya seluruh mahasiswa Unpad diberlakukan perkuliahan daring selama rentang waktu Pimnas berlangsung.
Begitupun dengan aksesibilitas transportasi kampus bernama odong dimaksimalkan untuk keperluan perpindahan tamu, peserta, panitia pimnas dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Terlihat selama Pimnas berlangsung odong berjalan tidak sesuai rute seperti hari biasanya, melainkan berjalan dalam rute di titik-titik lokasi fakultas yang dijadikan lokasi Pimnas saja.
Selain pemaksimalan odong dalam rutenya, Universitas Padjadjaran juga memberikan mobilitas baru yaitu berupa sepeda listrik bernama Beam Mobility. Melalui kerja sama operasional Unpad kini menyediakan sebanyak 500 unit sepeda listrik yang akan dioperasikan dalam kampus Padjadjaran Jatinangor.
Kerja sama ini dilakukan juga dalam rangka perwujudan Unpad menjadi kampus ramah lingkungan (green campus). Dalam setiap unitnya juga sudah dilengkapi dengan perangkat helm sebagai perlindungan pengendara dan asuransi pengguna.
Tujuan lain dengan dihadirkannya Beam dalam ruang lingkup kampus Unpad ialah diharapkan intensitas emisi dalam lingkungan kampus dapat berkurang demi menjaga kelestarian lingkungan kampus Unpad Jatinangor.
Penggunaan Beam ini cukup mudah yaitu hanya mendownload aplikasi Beam dalam Playstore lalu melakukan registrasi yang diminta dan setelahnya tinggal melakukan scan dalam barcode yang telah disediakan dalam setiap unit Beam.
Setelah melakukan scan kode barcode biasanya Beam bisa langsung dikendarai dan digunakan. Selama Pimnas berlangsung penggunaan Beam masih di gratiskan bagi para mahasiswa, peserta dan panitia.
Namun apa yang terjadi jika penggunaan Beam disalahgunakan oleh para mahasiswa yang berkegiatan di lingkungan kampus?
Pada hari pertama pembukaan Pimnas di Unpad begitu pula pengoperasian Beam pertama kali diluncurkan. Terlihat segenap mahasiswa Unpad sangat senang dan berbondong-bondong untuk sekedar merasakan pengalaman menggunakan Beam.Â
Hal ini dinilai tidak efektif, karena dalam operasional nya Beam yang seharusnya ditujukan untuk keperluan peserta dan panitia malah dibuat sekedar bermain-main dalam lingkungan kampus dan yang lebih parah lagi Beam yang telah mereka gunakan ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan.
Sebelum pengoperasian nya Bem Kema Unpad juga sudah melakukan annaounce dalam media sosial terkait penggunaannya yaitu mengembalikan Beam yang sudah dipakai ke titik parkiran yang sudah sediakan di tiap-tiap fakultas.
Namun apa yang terjadi di lapangan? mahasiswa yang tidak berkepentingan lebih di dalam pimnas menggunakan Beam  lebih dari jam yang seharusnya untuk sekedar berkeliling, meninggalkan Beam begtu saja dipinggir jalan tanpa memarkirkannya ke area parkiran yang telah disediakan, dan ditemui beberapa kali pengendara Beam ugal-ugalan dan berbonceng dua dalam unit sepeda listrik yang dimana hal ini tidak boleh dilakukan seperti yang sudah dituliskan dalam papan parkir Beam.
Akibat nya yang terjadi ialah para panitia yang memerlukan mobilitas cepat menjadi terganggu dan hal ini juga sangat riskan karena berpengaruh dalam kinerja para panitia untuk kelangsungan acara Pimnas.
Dampak lainnya ialah para peserta Pimnas juga kesulitan untuk mengakses lokasi kegiatan Pimnas dari lokasi satu ke lokasi lainnya.Â
Pengendara Beam yang ugal-ugalan juga sangat membahayakan pengendara lain yang berada di lingkungan kampus seperti odong, mobil, motor dan lainnya. Apalagi ketika acara Pimnas berlangsung akses bus besar yang membawa para peserta dari masing-masing universitas rutin masuk ke lingkungan kampus.
Beberapa dampak dan akibat tidak kondusifnya penggunaan Beam diatas apakah kita bisa menyalahkan pihak Unpad? Beam Mobility? atau literasi dan pengetahuan mahasiswanya sebagai pengguna?
Nampaknya dalam kasus ini kita tidak bisa menyalahkan penuh mahasiswa yang dalam penggunaannya, namun disini kita melihat dari segi para mahasiswa yang belum diberikan bekal pengetahuan sepenuhnya terkait penggunaan Beam ini.
Ada baiknya sebelum hari H Beam ini di turunkan dalam lingkungan kampus, para mahasiswa di setiap fakultas nya diberikan pemahaman yang baik dan benar terkait operasional beam ini. Seperti prioritas penggunaan Beam.
Ketika hal kecil seperti ini diabaikan maka hal hal yang sudah disebutkan diatas tadi pasti akan terjadi. Hal ini tentunya perlu diperhatikan karena terkait pengoptimalan pelayanan yang diberikan oleh tuan rumah pimnas yaitu Universitas Padjadjaran dalam kegiatannya.
Jangan sampai karena sedikit kesalahan pelayanan yang dirasakan oleh pihak tamu dan para peserta dari berbagai universitas  membuat image dan reputasi pengalaman menjadi tuan rumah Pimnas menjadi buruk dan jelek.
Namun sejauh ini kesalahan yang dilakukan para mahasiswa pengguna beam tidak terlalu signifikan dalam keberlangsungan acara Pimnas ke-36 di Universitas Padjadjaran.
Sangat disayangkan ketika penutupan dan puncak acara Pimnas yang berlangsung dari sore ke malam hari ditemani deras nya hujan hingga larut malam.
Hujan deras yang menerpa acara puncak pimnas tidak menghalangi semangat para peserta begitupun para panitia dalam melanjutkan dan mensukseskan acara puncak Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Universitas Padjadjaran.
Sebagai tambahan informasi, perhelatan Pimnas di Unpad berisikan sebanyak 525 tim yang berlaga dalam pimnas ke-36 di kampus Unpad dengan 43 teknologi dan inovasi yang ditampilkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H