Mohon tunggu...
suci sayako
suci sayako Mohon Tunggu... -

hitam.putih.abuabu.warnawarni.itulah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Spirit!!

2 Januari 2011   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tau, bahwa Tuhan mempunyai jalan yang tidak bias diduga atas hidup kita. Tidak terkecuali kamu, dan saya. Pagi ini, entah mengapa yang tersisa hanya sedikit semangat untuk bekerja dan mulai mempertimbangkan masa depan. Tapi tiba tiba, dari balik mesin pertemanan dunia Facebook, saya mendapatkan sebuah pesan dari orang yang sama sekali tidak saya kenal nama dan wajah. Begini kata pesan singkatnya:

‘salam kenal ya. Semoga sehat sehat dan sukses selalu. Terwujud apa yang dicita citakan.amin.”

Pertama kali ada perasaan heran dan penasaran. Heran akan isi pesannya dan penasaran akan siapa orangnya. Tapi, dibalik semua keheranan dan penasaran, ada semangat yang langsung melambung karena sebaris pesan itu.

Itulah Tuhan dengan tangan medusanya. Dia punya sejuta rencana atas jalan hidup kita yang satu. Orang yang saya tidak kenal itu menjadi tangan medusa Tuhan. Kalau dipikir piker, apa urusannya orang itu mengirimkan pesan semacam itu. Dia pasti tidak kenal saya dan saya pun tidak kenal dia. Dia juga bukanlah orang yang tidak punya kerjaan sehingga dia mau repot repot mengetik pesan untuk saya.

Itulah bukti kalau hidup kita akan kita jalani dengan jalan yang sama sekali tak pernah kita duga. Pasti ada hujan hujan semangat yang akan turun dalam waktu yang mendadak. Akan ada sentruman sentruman kejutan listrik yang membuat kita bangun dari keterpurukan dan ketidaksemangatan kita.

Kemarin, saya bertemu dengan seorang laki laki penjual kue ‘panekuk’ yang selalu berjualan pada siang hari. Laki laki biasa dengan wajah dan penampilan yang biasa. Tapi, apa yang membuat saya heran, sama herannya ketika saya membaca pesan di pagi hari ini, dia bias menggunakan Bahasa Inggris. Lumayan bagus jika kita melihat dari sisi dia yang berprofesi sebagai penjual kue.

Dari sini saya bias menarik sebuah benang merah bahwa tiga kategori manusia. Yang pertama adalah orang bodoh, yang tidak bias melakukan apapun, tidak punya inisiatif. Orang kategori ini menempati kasta terendah dalam kehidupan karena dia dihimpit oleh kebodohannya sendiri dan juga oleh ganasnya kehidupan.

Yang kedua adalah pintar. Mereka mendiami kelompok tengah kasta kehidupan. Orang jenis ini punyai intelligensi dan kepintaran yang melebihi rata rata. Mereka bagaikan computer kehidupan karena otak menjadi andalan mereka dalam menjalani hidup. Tapi, kebanyakan dari hidup mereka susah. Seperti orang yang saya ceritakan di atas. Laki laki penjual kue. Dia sebenarnya memiliki masa depan yang cerah dengan mempunyai kemampuan menguasai bahasa internasional, bahasa Inggris. Tapi, apa yang terjadi padanya adalah dia dilindas oleh kejamnya kehidupan karena kurangnya kadar keberuntungan dalam dirinya. Beruntung. Satu kata yang harus kita miliki dalam kehidupan. Seharusnya laki laki penjual kue tersebut berada di sebuah posisi di perusahaan internasional. Tapi kejam dan tidak adilnya kehidupan mengharuskan dan memaksa dia untuk menjadi penjual kue keliling di siang hari yang terik. Begitulah control lingkaran keberuntungan yang tidak terlihat pada setiap diri manusia.

Yang ketiga dan menempati kasta tertinggi dari kehidupan manusia adalah orang yang beruntung. Kelompok orang ini bukanlah orang pintar tapi mereka menguasai dunia karena keberuntungan mereka. Kita ambil satu contoh dari orang beruntung. Thomas Alfa Edison. Kamu tau, Mr. Edison ini diusir dari sekolahnya karena dia tidak mampu mengikuti pelajaran sekolah. Dia lalu belajar dengan ibunya. Nah, dari hal ini, kita bias tangkap ada sinyal keberuntungan kecil yang dimilikinya. Dia beruntung karena memiliki ibu yang sabar mengajarinya. Coba saja kalau Mr. Edison memiliki ibu tiri yang galaknya minta ampun. Tentulah kita tidak mengenal nama Thomas Alfa Edison sebagai penemu terbesar sepanjang masa.

Keluarga Edison bukanlah keluarga kaya. Jadi dia harus membantu keuangan keluarganya dengan menjual permen di kereta api. Karena sebuah kebetulan menyelamatkan anak kepala stasiun, dia diberika kebebasan untuk menggunakan sebuah laboratorium mini di kereta api karena kepala station itu melihat ada ketertarikan luar biasa dalam dirinya terhadap alat listrik. Kebetulannya menyelamatkan anak kepala station juga merepakan keberuntungan, bukan karena kepintaran.

Pintar dan beruntung adalah hal yang berbeda, sagat kontradiktif. Dan amat jarang ada orang yang mempunyai keduanya. Kalau ada, bolehlah kita sebut mereka manusia kualitas terunggul.

Saya, terus terang merasa beruntung karena mendapatkan pesan di Facebook pagi ini. Saya juga beruntung karena saya masih diberikan tenaga dan pikiran yang jernih untuk kehidupan yang saya jalani sekarang. Saya juga merasa lebih beruntung karena yang dihilangkan Tuhan dari tubuh saya hanyalah paha kiri saya. Bukan kedua tangan dan bukan juga kedua kaki saya. Saya juga merasa sangat beruntung karena saya dikondisikan berinteraksi dengan orang orang yang tidak membedakan saya, tidak selalu memberikan dispensasi atas tidak samanya saya dengan orang lain. Saya juga merasa sangat beruntung karena saya dibesarkan oleh orang tua yang sabar dan saudara serta kerabat yang baik, baik dengan tidak pernah membedakan.

Kamu, juga mesti seperti saya. Sesungguhnya sejak kita di ciptakan dari pertemuan antara ovum dan sperma, kita bias melihat keagungan Tuhan dengan menunjukkan bahwa kita beruntung. Kita yang sekarang ini hidup terbentuk dari serangan berjuta juta sperma yang gencar menembus ovarium. Tapi hanya satu sperma yang kuat. Dialah sperma pilihan yang menghasilkan manusia pilihan. Manusia beruntun, yaitu saya dan kamu.

Coba saja, sekarang renungkan, apa yang telah kamu lakukan dan lalui dari sejak kamu kecil. Renungkan orang tua kamu, saudara kandung kamu, sanak saudara kamu, teman kamu dan setiap peristiwa peristiwa kecil yang sepele tapi justru itulah perpanjangan tangan medusa Tuhan.

Saya dulu setiap hari gelisah memikirkan bagaimana saya menjalani hari esok. Saya selalu mencari cara agar saya tidak dilihat oleh orang lain. Banyak tempat sunyi, gang sempit yang menjadi tempat favorit saya sewaktu kecil. Sering kali, saya hanya berteman dengan sunyi nya kamar. Tapi itulah hidup. Ada proses dengan perpanjangan tangan Tuhan yang luar biasa. Sampailah saya pada dimana saya berada sekarang dengan apa yang saya miliki sekarang. Tuhan memang luar biasa. Yang jelas saya percaya, bahwa Tuhan tidak pernah tidur karena Dia sibuk merencanakan proses terbaik apa yang sebaiknya dijalani kamu dan saya.

Pasti sekali sekali, ada rasa ketidakpuasan dan keluhan yang terlontar dari perbuatan atau terucap dengan kata. Itu lumrah, manusiawi. Tapi, saya yakin bahwa itu adalah proses pendewasaan. Seperti malam yang sangat berarti karena adanya siang. Seperti kamu yang menjadi bermakna atas diri saya.

Itulah keseimbangan. Yin dan Yang nya kehidupan. Ada miskin dan kaya. Tapi untuk kata beruntung, sesunguhnya Tuhan tidak menginginkan adanya ketidakberuntungan. Ketidakberuntungan dihasilkan oleh ulah perilaku manusia. Ini bukan jalan Tuhan. Karena saya tidak mempercayai akan adanya nasib. Yang ada hanyalah sebuah proses dengan jalan yang berbeda. Miskin, kaya adalah proses bukanlah nasib. Karena miskin dan kaya sebenarnya bukanlah diukur dari seberapa banyak pundi pundi yang kamu dan saya punya. Tapi seberapa kayanya hati kita.

Mulai sekarang, mulaikan mensyukuri dan menyadari keberuntungan yang telah kamu dapati dari Tuhan. Tidak ada yan sia sia karena Tuhan menciptakan manfaat untuk hal yang sekecil kecilnya dan seburuk buruknya. Kotoran hewan yang bau dan menjijikan bias menjadi vitamin yang baik bagi tanah. Apalagi kamu, yang diciptakan dengan kondisi yang sempurnadan saya yang hanya kehilangan paha kiri saya.

Kamu dan saya adalah manusia beruntung. Beruntung akan hidup dan orang orang baik di sekitar kita.

*terima kasih atas pengirim yang tidak saya kenal atas pesan singkatnya dan kepada laki laki penjual kue ‘panekuk’ yang kemarin singgah sebentar di hidup saya.*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun